Kebon Cinta – Siswa kelas X Madrasah Aliyah (MA) Kebon Cinta melaksanakan kegiatan menulis autobiografi sebagai bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan ini tidak sekadar melatih kemampuan menulis, tetapi juga menjadi sarana refleksi diri yang mendalam bagi para siswa.
Dalam tugas ini, setiap siswa diminta menuliskan autobiografi yang memuat data diri serta pengalaman pribadi mereka, khususnya dalam bidang pendidikan.
Mulai dari masa mereka di Taman Kanak-kanak (TK) hingga saat ini duduk di bangku MA, setiap perjalanan diurai dalam bentuk narasi yang terstruktur dan bermakna.
Menurut guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan siswa pada struktur teks autobiografi, sekaligus mendorong mereka menggali kembali perjalanan hidup mereka secara reflektif.
“Dengan menulis autobiografi, siswa belajar menyusun kisah hidup mereka sendiri dan memahami makna di balik pengalaman yang telah dilalui,” ujarnya.
Proses penulisan ini dilakukan dalam beberapa pertemuan kelas, di mana guru aktif mendampingi siswa dengan bimbingan teknis dan motivasi.
Guru memastikan bahwa siswa memahami struktur teks, serta mengarahkan mereka dalam menuliskan pengalaman secara naratif, lengkap dengan emosi dan refleksi pribadi.
Respons siswa terhadap kegiatan ini sangat antusias. Dalam autobiografi mereka, siswa menceritakan berbagai aspek kehidupan: mulai dari nama-nama sekolah yang pernah mereka tempuh, kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, kegemaran, hingga cita-cita dan pengalaman menarik lainnya.
Banyak siswa yang merasa senang mengenang kembali momen-momen masa kecil dan perubahan yang mereka alami hingga saat ini.
Baca Juga: Santri Kaleng-kaleng, Kosong Isinya, Nyaring Bunyinya
Tak hanya itu, mereka juga menuliskan pengalaman selama hampir satu tahun menempuh pendidikan di MA Kebon Cinta.
Mulai dari tantangan beradaptasi, pertemuan dengan guru dan teman baru, hingga cara belajar yang lebih mandiri dan kolaboratif menjadi bagian penting dari kisah mereka.
“Menulis autobiografi membuat saya sadar bahwa banyak pengalaman kecil yang ternyata sangat berharga dan membentuk saya sampai sekarang,” ungkap salah satu siswa.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa menulis bukan sekadar tugas akademik, tetapi juga media untuk mengenali dan memahami diri sendiri.
Ke depan, kegiatan serupa diharapkan bisa terus dilakukan sebagai upaya memperkaya pengalaman belajar siswa dan membekali mereka dengan kemampuan reflektif yang berguna untuk masa depan.***