Santri Kaleng-kaleng, Kosong Isinya, Nyaring Bunyinya

Ilustrasi Tong kosong nyaring bunyinya Ilustrasi Tong kosong nyaring bunyinya

Keboncinta.com- Di sebuah dusun yang damai, hening dan jauh dari kota hingga tak banyak orang tau keberadaannya, pernah muncul seorang tokoh kharismatik.

Konon ia adalah seorang santri, Bukan santri biasa, Alfiyah ia khatamkannya, Fathul Mu’in ia hafal, bahkan pernah diberi mandat khusus oleh Kyai sepuh untuk menjaga umat, Keren bukan?

Sayangnya, tidak ada satu pun teman seangkatannya saat ia mondok mengetahuinya. Foto kelulusan tidak ada, daftar kelulusan entah kemana, tapi beliau tetap percaya diri. Katanya, “Mondok itu di hati, bukan di administrasi”.

Saat ditanya mana ijazahnya, jawabannya lembut dan penuh hikmah “Santri sejati tak butuh pengakuan kertas, yang penting spiritualitas.” Seketika semua terdiam, terpesona bahkan ada yang merasa aneh.

Baca Juga: Memahami Sowan dan Waktu Orang Lain

Lalu diperlihatkannyalah sebuah ijazah, warnanya agak kusam, seperti baru dicetak kemarin sore, Tandatangannya seperti dicoret sambil naik motor, bahkan capnya ajaib, pakai font yang belum ditemukan waktu pondok itu berdiri.

Pengurus pondok ditanya, jawabnya datar:
“Kami lupa itu.” Tapi para pengikutnya tidak goyah. Katanya, “Itu hanya ujian. Bahkan Imam Syafi’i pun pernah diragukan.”

Dan sejak itu, sang “santri” keliling desa, mengisi tabligh akbar, membuka pengajian, mengajarkan akhlak, meski akidahnya sendiri ngambang. Mengajak kembali ke kitab kuning, padahal membuka kitab saja harus pakai Google.

Tapi siapa peduli? Yang penting bukan kejujuran sejarah, tapi kemahiran yang meyakinkan. Toh, banyak juga yang lulusan pesantren beneran tapi tidak bisa menyusun narasi sehebat itu.

Begitulah zaman ini, Ijazah boleh fiktif, tapi kalau pengikutnya banyak, itu disebut karomah. Tidak punya sanad, asal bisa baca teks dengan suara tenang, itu disebut hikmah. Anehnya jika kalau ditanya terlalu kritis, nanti dituduh “tidak menghormati ulama.”

Ya, selamat datang di era santri kaleng-kaleng, Isinya kosong, tapi bunyinya keras.