7 Pemikiran Tokoh yang Menjadi Dasar Landasan Filosofis Kurikulum Nasional Kita

keboncinta.com-Landasan filosofis menjadi fondasi utama dalam penyusunan kurikulum nasional Indonesia. Kurikulum tidak hanya sebagai alat pembelajaran, tetapi juga sebagai sarana membentuk manusia Indonesia yang utuh: cerdas, beriman, berkarakter, dan mampu menjawab tantangan zaman. Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 menekankan pentingnya pendidikan yang memerdekakan, membentuk karakter, dan membangun kesadaran sosial.
Pemikiran para tokoh besar berikut menjadi rujukan utama dalam membangun filosofi pendidikan Indonesia yang humanis, holistik, dan transformatif. Berikut tujuh tokoh yang menjadi inspirasi utama:
1. John Dewey – Pendidikan sebagai Kehidupan itu Sendiri
John Dewey, filsuf dan tokoh pendidikan asal Amerika Serikat, menyatakan bahwa pendidikan bukan persiapan untuk hidup, melainkan kehidupan itu sendiri. Dewey mendorong agar pendidikan berorientasi pada pengalaman nyata, pemecahan masalah, dan pembelajaran yang aktif. Pemikirannya menginspirasi pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), yang menjadikan proses belajar relevan, reflektif, dan kontekstual bagi peserta didik.
2. K.H. Ahmad Dahlan – Pendidikan sebagai Alat Perubahan Sosial
Pendiri Muhammadiyah ini melihat pendidikan sebagai sarana transformasi sosial. Menurut beliau, pendidikan harus membentuk manusia berintegritas, tidak sombong, mengoptimalkan akal, serta berbuat demi kebaikan bersama. Ia menekankan tujuh prinsip filosofis pendidikan, antara lain: keberanian menegakkan kebenaran, pemanfaatan ilmu untuk kemaslahatan, dan pembelajaran yang tidak sekadar kognitif, tetapi juga spiritual dan sosial.
3. Ki Hajar Dewantara – Sistem Among dan Taman Siswa
Sebagai Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara memperkenalkan sistem among dengan nilai asah, asih, asuh sebagai landasan pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan harus memerdekakan, berakar pada budaya bangsa, dan membangun suasana belajar yang menyenangkan. Melalui konsep Taman Siswa, ia menekankan bahwa peserta didik perlu dibimbing dengan kasih dan diberi ruang untuk tumbuh sesuai kodratnya.
4. K.H. Hasyim Asy’ari – Pendidikan Bermartabat dan Moderat
K.H. Hasyim Asy’ari menekankan pentingnya penghormatan terhadap guru, teman sejawat, dan ilmu dalam proses pendidikan. Ia juga menanamkan nilai-nilai mabadi khaira ummah seperti kejujuran, kerja keras, keadilan, dan kesalehan. Pandangan beliau memberi arah pada pendidikan inklusif, moderat, dan berbasis akhlak mulia, yang kini menjadi bagian penting dalam kurikulum nasional.
5.
Tags:
kemendikdasmen kurikulum indonesia permendikdasmen no 13 2025Komentar Pengguna
Recent Berita

Kemenag Kukuhkan 267 Amil Zakat Kompeten 2025...
05 Agt 2025
Pengajuan Tunjangan Insentif GBPNS Guru Madra...
04 Agt 2025
Ingin Belajar Kerukunan dari Indonesia, Utusa...
04 Agt 2025
Dibuka sampai Besok! Lebih dari 150 Ribu Pese...
04 Agt 2025
Gelar Rakernas Evaluasi Haji 1446 H, Kemenag...
03 Agt 2025
Kemenag Sepakat Perkuat Audit Syariah terhada...
03 Agt 2025
BSU Guru 2025 Sudah Cair? Ini Cara Cek dan Sy...
03 Agt 2025
Kemenag jadi Kementerian Paling Aktif dalam P...
03 Agt 2025
Dirjen Pendis Sebut Sinkronisasi dan Orkestra...
03 Agt 2025
Realisasi Investasi di Indonesia Mencapai Rp...
02 Agt 2025
Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak
02 Agt 2025
Solusi Sehat untuk Menurunkan Asam Urat dan K...
02 Agt 2025
Sangat Mengkhawatirkan, Jumlah Besar Plastik...
02 Agt 2025
Seperti yang Ditunjukkan oleh Survei World Gi...
02 Agt 2025
5 Beasiswa S1-S3 Tersedia untuk Tujuan Dalam...
02 Agt 2025
Tidak Perlu Mahal! Ini Delapan Cara Mudah unt...
02 Agt 2025
7 Cara Introvert untuk Mengatasi Stres dan Me...
02 Agt 2025
Strategi E-Commerce untuk Mengatasi Daya Beli...
02 Agt 2025
Setelah Pengumuman Akui Negara Palestina, Tru...
02 Agt 2025