Berita
Rahman Abdullah

Keren! Indonesia akan Gelar MQK Internasional untuk Pertama kalinya, Inisiasi Tradisi Baik di Dunia Islam

Keren! Indonesia akan Gelar MQK Internasional untuk Pertama kalinya, Inisiasi Tradisi Baik di Dunia Islam

15 Agustus 2025 | 12:30

Keboncinta.com-- Negara kita Indonesia, dikenal dengan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dan menerapkan moderasi dalam kehidupannya. Dalam keilmuan agama Islam, Indonesia banyak melahirkan ulama-ulama besar yang banyak menghasilkan kitab-kitab yang sangat penting untuk perkembangan peradaban umat.

Indonesia akan menggelar Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional yang pertama kali, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap kegiatan tersebut berkembang menjadi tradisi keilmuan yang diikuti banyak negara, sebagaimana Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

“MTQ pertama kali dilembagakan oleh Indonesia. Kini, banyak negara mengadopsi tradisi ini. Harapan saya, MQK juga bisa menular ke negara-negara lain, termasuk negara Arab,” ungkap Menag saat membuka Rapat Koordinasi Dewan Hakim MQK Internasional Ke-1 Tahun 2025 di Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Menurut Menag, memahami kitab kuning tidak cukup hanya dengan menguasai bahasa Arab secara gramatikal. Diperlukan pula pemahaman terhadap budaya dan karakter di balik bahasa yang dipakai.

Menag juga berpesan kepada dewan hakim agar dalam penilaian MQK tetap mengedepankan prinsip objektivitas, bisa jadi masing-masing peserta memiliki latar belakang pemikiran dan mazhab yang berbeda, sehingga dibutuhkan kesepakatan bersama.

“Bagaimana mengukur kemerdekaan berpikir peserta MQK harus disepakati bersama. Jangan sampai perbedaan mazhab memengaruhi penilaian. Objektivitas adalah kunci agar kompetisi ini benar-benar mencerminkan kualitas keilmuan para peserta,” pesannya.

Kemudian, menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menambahkan bahwa sejumlah negara telah mengonfirmasi keikutsertaan pada MQK Internasional perdana ini.

Adapun negara yang telah siap ikut antara lain Brunei Darussalam, Kamboja, Timor Leste, Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan Indonesia sendiri. Sementara itu, Singapura dan Filipina berencana mengirim observer.

“Juri MQK kali ini juga bertaraf internasional, melibatkan tokoh dan pakar dari negara-negara peserta. Hal ini memastikan penilaian berlangsung objektif, transparan, dan sesuai standar keilmuan dunia pesantren,” terang Dirjen Pendis.

Menurut Suyitno, penyelenggaraan MQK Internasional 2025 bukan hanya ajang kompetisi keilmuan, tetapi juga menjadi momentum percepatan digitalisasi di lingkungan pendidikan pesantren.

“Seluruh proses penilaian dilakukan secara paperless, mulai dari input nilai hingga rekapitulasi, semuanya berbasis digital,” terangnya.

Suyitno mengatakan bahwa pembekalan literasi digital kepada dewan hakim menjadi langkah strategis untuk mendorong adaptasi teknologi di kalangan pesantren.***

 

Tags:
berita nasional kemenag Menag

Komentar Pengguna