Keboncinta.com-- Sebagai guru, tidak hanya penting bagi kita untuk mengajarkan materi akademik, tetapi juga membekali peserta didik dengan kemampuan sosial dan emosional. Inilah mengapa Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) menjadi sangat relevan untuk diterapkan di kelas. PSE membantu peserta didik mengembangkan keterampilan yang mendukung keberhasilan akademik sekaligus membangun hubungan sosial yang positif.
Pendekatan PSE berdasarkan framework CASEL mencakup lima kompetensi inti: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Menerapkan kelima kompetensi ini dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk lebih mengenal diri sendiri, mengelola emosi, serta menghargai pendapat dan perasaan orang lain.
Di kelas, penerapan PSE bisa sesederhana mengawali pelajaran dengan pertanyaan seperti, “Bagaimana kabarmu hari ini?” atau “Apakah kalian siap menerima materi hari ini?” Pertanyaan sederhana ini menjadi jembatan untuk memahami kondisi emosional siswa, sehingga guru dapat menyesuaikan pendekatan pengajaran dengan lebih empatik. Selain itu, kegiatan kelompok atau diskusi juga dapat memperkuat keterampilan komunikasi, kerjasama, dan empati antar peserta didik.
Dengan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan, peserta didik tidak hanya memahami materi pelajaran dengan lebih baik, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang sadar diri, memiliki empati, dan mampu berinteraksi dengan baik. PSE bukan sekadar tambahan materi, tetapi investasi jangka panjang dalam membentuk karakter peserta didik yang kuat.
Penerapan PSE dalam pembelajaran, termasuk Bahasa Indonesia, membuktikan bahwa pendidikan yang holistik mampu menjadikan kelas bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang untuk berkembang secara sosial dan emosional.