Memahami Sowan dan Waktu Orang Lain

Ilustrasi Sowan Ilustrasi Sowan

Keboncinta.com- Sowan, dalam tradisi pesantren, tidak hanya sekadar bertemu apalagi bertatapmuka dengan Kyai. Ia adalah adab. Ada sopan yang tak tertulis dan takzim yang tak terucap. Santri atau walinya yang ingin sowan ke Kyai, seseorang harus memahami hal penting, yaitu soal waktu.

Jika kita ingin sowan ke Kyai, mestinya yang paling lapang waktunya. Sebab yang ingin bertemu adalah kita. Maka justru aneh kalau kita yang membatasi. Aneh pula kalau kita memaksa bertemu di sela-sela waktu yang bukan untuk kita.

Ada yang nekat menunggu di parkiran, menghadang di tangga, bahkan menunggu saat Kyai yang ingin kita sowani baru saja selesai mengaji dengan dalih Urgent !.

Baca Juga: Pesantren Kok Namanya Kebon Cinta? Ini Cerita di Balik Nama yang Bikin Heran

Tapi bukankah semua orang merasa urusannya penting? Dan justru karena merasa pentinglah, kadang kita lupa menakar kepantasan.

Menunggu orang yang tidak tahu sedang ditunggu bukanlah kehormatan, kadang malah jadi gangguan. Seperti maling, diam-diam menunggu pintu terbuka. Padahal maksudnya silaturahmi, Tapi caranya menyergap, bukan menyapa.

https://www.tentangguru.com/khazanah/1575997731/inilah-doa-yang-dipesankan-oleh-penggagas-pesantren-wirausaha-kebon-cinta-untuk-diamalkan-oleh-para-santri

Siapa tahu, orang yang kita sowani sedang terburu, sedang capek, atau Sedang ingin menyendiri. Lalu kita datang dengan urusan kita, tanpa peduli waktunya. Apakah sowan tetap mulia bila ia menyusup seperti keinginan yang tidak tahu malu?

Sowan bukan soal berhasil bertemu, tapi soal cara menghormati. Kadang, izin yang ditolak lebih baik daripada pertemuan yang dipaksakan.

Sebab kehormatan bukan saat kita bicara, tapi saat kita tahu kapan harus diam, kapan harus menunggu, dan kapan harus pulang dengan tetap hormat meski belum sempat bersua.

Mari kita senantiasa memperbaiki adab kita, agar niat kita tidak rusak karena ketidaktahuan.***