Keboncinta.com-- Lakukan upaya mendongkrak kualitas sumberdaya manusia yang lebih unggul, Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri (HKLN) Kementerian Agama (Kemenag) mendorong Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) untuk lebih aktif memanfaatkan peluang kerja sama luar negeri.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Biro HKLN, Imam Syaukani, dalam kegiatan Workshop Pemanfaatan Kerja Sama Luar Negeri dalam Rangka Pengembangan SDM Kementerian Agama yang digelar di Ruang Diorama, Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (23/7/2025).
“Masih banyak peluang beasiswa, pelatihan, dan kerja sama kelembagaan yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh PTKN,” ungkapnya.
Imam menekankan bahwa kerja sama luar negeri harus dipahami sebagai langkah strategis membangun keunggulan lembaga pendidikan tinggi keagamaan di Indonesia.
“Kami tidak ingin kerja sama hanya berhenti pada penandatanganan MoU. Harus ada program nyata yang dirancang dan dimanfaatkan oleh kampus, baik untuk dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan,” terangnya.
Acara tersebut diikuti oleh perwakilan PTKN dari seluruh Indonesia, unit eselon I Kementerian Agama, serta jajaran pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tampak hadir juga dalam pembukaan kegiatan, Ketua Tim Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Agama, Khoirul Huda Basyir, dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta, Ali Munhanif.
Dalam sesi pertama menghadirkan Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Ahrul Tsani Fathurrahman. Ia menyampaikan bahwa potensi kerja sama antara kampus Indonesia dan negara-negara Timur Tengah sangat besar, termasuk dalam hal beasiswa penuh, akomodasi, dan uang saku.
“MoU antara Kemenag dan Yordania yang ditandatangani April lalu harus ditindaklanjuti dengan program-program nyata. PTKIN juga perlu aktif menjalin komunikasi dengan kedutaan besar negara-negara Timur Tengah yang ada di Jakarta,” ungkap Ahrul.
Ahrul juga mengatakan bahwa peran KBRI dan atase pendidikan mempunyai peran penting dalam mendorong kelanjutan kerja sama lintas negara tersebut.
Selanjutnya narasumber kedua, Analis Kebijakan Ahli Madya Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara, Rangga Kurnia Sakti, menyampaikan bahwa banyak program pelatihan luar negeri yang terbuka untuk Kementerian Agama, antara lain ITEC (India), SCP (Singapura), MTCP (Malaysia), TICA (Thailand), dan Split Site Master Programme dari Australia.
“Semua informasi tentang program-program tersebut bisa diakses melalui laman ktln.setneg.go.id,” tutur Rangga.
Kemudian dari perwakilan AMINEF dan Fulbright Indonesia, Mita Mardiyah, menerangkan empat program utama Fulbright yang dapat dimanfaatkan oleh sivitas akademika PTKN, yaitu Fulbright Scholarship (jenjang MA dan PhD), English Teaching Assistant (ETA), Fulbright Specialist, dan Non-degree Fellowship.
Dengan mengoptimalkan kerja sama luar negeri yang dilakukan oleh PTKN di Indonesia ini, diharapkan dapat memeberikan manfaat yang besar, termasuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang unggul.***