Wanda Sukanda
Mental Baja dari Pondok: Proses yang Tak Selalu Mudah tapi Sangat Berarti.

Belajar mandiri tanpa adanya orang tua. Demi ilmu dan masa depannya.
5. Merasa tidak percaya diri. Mungkin dulunya santri seperti ini merupakan santri yang pendiam, pemalu atau suka minder. Di pesantren anak-anak dil untuk tampil berani di depan temen baik memimpin doa, tahlil atau menjadi imam .proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, seta butuh dorongan dari orang tua.
6. Merasa iri dengan teman yang uang saku nya lebih banyak. Santri terkadang iri Liat teman nya beli jajan yang banyak sedangkan dirinya tidak mampu. Disinilah pentingnya menanamkan sifat qona'ah (nerima) dan selalu fokus pada tujuan utama untuk mendapatkan ilmu.
7. Belum terbiasa dengan tantangan baru. Terkadang santri merasa tidak betah berada di pondok karena mereka keluar dari zona nyaman merak berada di rumah. Di rumah mereka bebas mau main ke manapun, main sama siapapun, tapi di pondok mereka dibatasi dengan kegiatan yang padat serta disiplin yang ketat . Pesantren merupakan tempat terbaik untuk mengubah zona nyaman menjadi zona pertumbuhan. Dan ini semua adalah modal hidup yang mahal bagi mereka sebelum terjun ke masyarakat.
Mental pemenang bulan sesuatu yang bisa diwariskan , ia bisa didapat melalui proses tempaan keras, tangisan ,rasa lelah dan keikhlasan . Mungkin anak di pesantren belum terlihat sempurna hari ini, tapi mereka sedang menuju proses kedewasaan yang tidak semua anak di luar sana alami.
5. Merasa tidak percaya diri. Mungkin dulunya santri seperti ini merupakan santri yang pendiam, pemalu atau suka minder. Di pesantren anak-anak dil untuk tampil berani di depan temen baik memimpin doa, tahlil atau menjadi imam .proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, seta butuh dorongan dari orang tua.
6. Merasa iri dengan teman yang uang saku nya lebih banyak. Santri terkadang iri Liat teman nya beli jajan yang banyak sedangkan dirinya tidak mampu. Disinilah pentingnya menanamkan sifat qona'ah (nerima) dan selalu fokus pada tujuan utama untuk mendapatkan ilmu.
7. Belum terbiasa dengan tantangan baru. Terkadang santri merasa tidak betah berada di pondok karena mereka keluar dari zona nyaman merak berada di rumah. Di rumah mereka bebas mau main ke manapun, main sama siapapun, tapi di pondok mereka dibatasi dengan kegiatan yang padat serta disiplin yang ketat . Pesantren merupakan tempat terbaik untuk mengubah zona nyaman menjadi zona pertumbuhan. Dan ini semua adalah modal hidup yang mahal bagi mereka sebelum terjun ke masyarakat.
Mental pemenang bulan sesuatu yang bisa diwariskan , ia bisa didapat melalui proses tempaan keras, tangisan ,rasa lelah dan keikhlasan . Mungkin anak di pesantren belum terlihat sempurna hari ini, tapi mereka sedang menuju proses kedewasaan yang tidak semua anak di luar sana alami.
Tags:
Pendidikan Islam penuh kasihKomentar Pengguna
Recent Berita

Kabar Gembira! Pemerintah akan Salurkan Tiga...
11 Agt 2025
Turunkan Tim Investigasi Internal ke Daerah,...
10 Agt 2025
Dirjen Pendis Segera Luncurkan Program Wakaf...
10 Agt 2025
Sejumlah Tokoh Lintas Iman Dukung Penguatan K...
10 Agt 2025
Angka Pernikahan Anak Turun dalam Tiga Tahun...
10 Agt 2025
Membaca dengan Berpikir: 7 Cara Mencatat yang...
09 Agt 2025
Sekjen Kemenag Ungkap Komunikasi Terbuka dapa...
08 Agt 2025
Mental Baja dari Pondok: Proses yang Tak Sela...
08 Agt 2025
Diduga Terlibat Kegiatan Terorisme, Seorang A...
07 Agt 2025
Ingin Tiru Yordania dan Kuwait, Menag Minta B...
07 Agt 2025
Persiapan Haji 2026, Menag Sebut Rencana Pemb...
06 Agt 2025
Kemenag Gelar Pelatihan Strategi Komunikasi D...
06 Agt 2025
Kemenag Kukuhkan 267 Amil Zakat Kompeten 2025...
05 Agt 2025
Pengajuan Tunjangan Insentif GBPNS Guru Madra...
04 Agt 2025
Ingin Belajar Kerukunan dari Indonesia, Utusa...
04 Agt 2025
Dibuka sampai Besok! Lebih dari 150 Ribu Pese...
04 Agt 2025
Gelar Rakernas Evaluasi Haji 1446 H, Kemenag...
03 Agt 2025
Kemenag Sepakat Perkuat Audit Syariah terhada...
03 Agt 2025
BSU Guru 2025 Sudah Cair? Ini Cara Cek dan Sy...
03 Agt 2025