Logo
  • Beranda
  • Berita
  • Pendidikan
  • Khazanah
  • Prestasi
  • Teknologi
  • Parenting
  • Beasiswa
  • Kategori
    • Khazanah
    • Sejarah
    • Beasiswa
    • Kesehatan
    • Berita
    • Pendidikan
    • Lifestyle
    • Teknologi
    • Prestasi
    • Parenting
    • Budaya
    • Internasional
    • Kebon Cinta
    • Info ASN
    • Bisnis
Pendidikan
M. Fadhli Dzil Ikram

Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, Ayah: Banyak Keuntungan—Sederhananya Adaptasi

Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, Ayah: Banyak Keuntungan—Sederhananya Adaptasi

17 Juli 2025 | 07:58 | 0 Pembaca

keboncinta.com --- Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025, yang membahas inisiatif bertajuk Gerakan "Ayah Mendampingi Anak di Hari Pertama Sekolah".

Surat edaran ini membahas isu mendesak tentang ketiadaan ayah di antara banyak anak Indonesia, menyoroti kurangnya peran ayah dalam kehidupan mereka. Berdasarkan statistik tahun 2021 dari Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 37,17% anak usia 0-5 tahun yang mendapatkan pengasuhan dari kedua orang tuanya. Pengasuhan anak yang efektif bergantung pada partisipasi aktif ayah dan ibu.

Inisiatif "Ayah Mendampingi Anak di Hari Pertama Sekolah" dari Kemendukbangga diluncurkan pada 14 Juli 2025. Inisiatif ini sejalan dengan Arah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), yang mendorong orang tua untuk mendampingi anak-anak mereka di hari pertama sekolah.

Kemendikdasmen menekankan pentingnya peran ayah dalam mendampingi anak-anak mereka dalam perjalanan ke sekolah, bersama para ibu.

Kami mendorong para ayah, ibu, dan wali untuk mendampingi anak-anak mereka selama pelaksanaan MPLS, dengan penekanan khusus pada keterlibatan ayah. “Hindari menjadi beban bagi para ibu dalam hal mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah,” tegas Rusprita Putri Utami, Kepala Pusat Penguatan Karakter, dalam acara Sosialisasi MPLS Ramah Anak 2025 yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Selasa, 8 Juli 2025.

Kemendikbud telah menyoroti peran penting para ayah dalam mendampingi anak-anak mereka ke sekolah, terutama di hari pertama yang penting tersebut. Apa pendapat para ayah secara umum tentang tanggung jawab mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah?

Apa Kata Para Ayah?
Temukan Berbagai Keuntungan Mendampingi Anak Anda ke Sekolah
Para ayah telah menghadapi beragam reaksi terkait hal ini. Pada hari Rabu, 17 Juli 2025, seorang ayah, yang tidak ingin disebutkan namanya, berbagi pemikirannya dengan detikEdu.

Seorang ayah yang mengantar mengantar siswi SMA-nya yang kelas 10 ke sekolah hampir setiap hari. Jika tidak ada urusan yang mendesak, istri harus mengambil alih kendali. Ia mengakui persetujuan dan ketidaksetujuannya terhadap rekomendasi yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Saya yakin, bahkan tanpa saran dari luar, sebagian besar ayah tentu ingin menyekolahkan anak-anak mereka.” Bahkan jika beberapa ayat tidak menyekolahkan anak-anak mereka, saya yakin itu bukan karena mereka tidak mau, melainkan karena keadaan yang menghalangi mereka,” ujarnya.

Ia secara konsisten menyekolahkan anaknya, didorong oleh keyakinan bahwa memenuhi kewajiban orang tua adalah yang terpenting. Lebih dari itu, ia merasakan kegembiraan yang unik saat mengantarkan anaknya ke sekolah.

“Perjalanan dari rumah ke sekolah biasanya diisi dengan percakapan dan diskusi tentang berbagai hal, tidak hanya tentang sekolah,” ujarnya.

Ia menarik banyak keuntungan mengantarkan anak ke sekolah.

Hubungan antara orang tua dan anak sangat erat, mendorong komunikasi terbuka di mana anak-anak merasa bebas untuk membicarakan apa pun tanpa ragu. Dari perspektif keselamatan anak, hal itu juga lebih baik,” jelasnya.

Selalu Mengantar Anak ke Sekolah
Sementara itu, RF, ayah dari siswa kelas dua SD di Tangerang, mengatakan ia selalu mengantar anaknya ke sekolah. Ia mengatakan waktu yang dihabiskan bersama anak-anaknya terasa terbatas karena pekerjaan.

Oleh karena itu, ketika ada waktu untuk dihabiskan bersama mereka, ia yakin penting untuk memaksimalkannya, termasuk mengantar mereka ke sekolah.

“Ada ikatan emosional antara mendengarkan cerita anak atau membantu mereka mempelajari kembali hal-hal yang mungkin mereka perjuangkan di sekolah,” kata RF.

Namun, ia memiliki pendapatnya sendiri terkait imbauan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Imbauan itu terlalu personal. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seharusnya mengeluarkan imbauan yang lebih substansial, misalnya program pendidikan orang tua, kampanye gerilya di seluruh lapisan masyarakat,” kata RF.

“Jadi, yang terbentuk adalah landasan pemikiran, dan kebiasaan juga akan terbentuk. Menjadi orang tua bukan sekadar mengantar mereka ke sekolah,” lanjutnya.

Kolaborasi dengan Pasangan
Perspektif berbeda muncul dari seorang ayah dari seorang siswa kelas tiga di Yogyakarta. Ia dan istrinya mudah beradaptasi dalam hal mengantar anak-anak mereka ke sekolah.

Ia percaya bahwa tanggung jawab mengantar anak-anak mereka ke sekolah merupakan bentuk kerja sama dengan istrinya. Mereka dapat bergantian bertanggung jawab jika memiliki komitmen lain.

Ia berpendapat bahwa mewajibkan pegawai negeri sipil untuk mengantar anak-anak ke sekolah bisa menjadi pilihan yang layak. Namun, tidak semua pegawai sektor swasta mampu melakukannya.

"Saya memprioritaskan mengantar anak-anak ke sekolah, memastikan saya melakukannya setidaknya seminggu sekali, yang mencakup lima hari sekolah. Jika istri saya memiliki komitmen lain, saya yang akan mengantar mereka," ujarnya kepada detikEdu.

"Saya memiliki keuntungan karena mengetahui aktivitas anak-anak saya di sekolah, dan mereka juga memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman, baik tentang prestasi akademik maupun interaksi sosial mereka." Ia menjelaskan, "Saya dan istri saya berbagi tanggung jawab mengantar anak-anak kami ke sekolah."

Ajakan ini menawarkan kesempatan unik untuk memperkuat hubungan Anda dengan anak Anda. Candra, seorang ayah dari siswa kelas enam di Solo, menyatakan persetujuannya terhadap imbauan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ia menjelaskan alasannya.

"Karena kesibukan bekerja, para ayah seringkali memiliki kesempatan terbatas untuk terhubung dengan anak-anak mereka." "Dorongan ini menjadi cara yang ampuh untuk terhubung dengan mereka," jelasnya.

Ia mengantar anak-anaknya ke sekolah hampir setiap hari.

  • ← Sebelumnya
  • 1
  • 2
  • Selanjutnya →
Tags:
pendidikan
Bagikan:
WhatsApp Twitter Facebook

Komentar Pengguna

Recent Berita
Apresiasi untuk Guru Berprestasi melalui Anugerah GTK Madrasah 2025 akan Digelar Kembali
Apresiasi untuk Guru Berprestasi melalui Anug...
01 Agt 2025
Pengumuman Seleksi PPPK Guru Sekolah Rakyat Tahap II 2025 Resmi Dirilis, Simak Syarat dan Jadwalnya
Pengumuman Seleksi PPPK Guru Sekolah Rakyat T...
31 Jul 2025
Proses Afdruk: Teknik Cetak dalam Dunia Seni Grafis
Proses Afdruk: Teknik Cetak dalam Dunia Seni...
31 Jul 2025
Mengenal Transformator: Cara Kerja, Jenis, dan Fungsinya dalam Listrik
Mengenal Transformator: Cara Kerja, Jenis, da...
31 Jul 2025
Apa Itu Isomer dan Mengapa Penting dalam Dunia Kimia?
Apa Itu Isomer dan Mengapa Penting dalam Duni...
31 Jul 2025
Cara Kerja Elektroskop dalam Mendeteksi Muatan Listrik
Cara Kerja Elektroskop dalam Mendeteksi Muata...
31 Jul 2025
Jenis-Jenis Plastik dan Kegunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Jenis-Jenis Plastik dan Kegunaannya dalam Keh...
31 Jul 2025
Proses dan Keunikan Seni Grafis Cetak Saring (Screen Printing)
Proses dan Keunikan Seni Grafis Cetak Saring...
31 Jul 2025
Elektromagnet dan Dampaknya dalam Dunia Elektronik, Energi, dan Medis
Elektromagnet dan Dampaknya dalam Dunia Elekt...
31 Jul 2025
Pemanfaatan Bioteknologi untuk Mewujudkan Sistem Pangan Berkelanjutan
Pemanfaatan Bioteknologi untuk Mewujudkan Sis...
31 Jul 2025
Fragmentasi sebagai Strategi Reproduksi dan Ancaman Keragaman Genetik
Fragmentasi sebagai Strategi Reproduksi dan A...
31 Jul 2025
Mengenal Bahan-Bahan Populer dalam Pembuatan Patung
Mengenal Bahan-Bahan Populer dalam Pembuatan...
31 Jul 2025
Rumus dan Penggunaan Future Continuous Tense yang Perlu Kamu Tahu
Rumus dan Penggunaan Future Continuous Tense...
31 Jul 2025
Cara Sederhana Menerapkan Perilaku Hemat Energi di Kehidupan Sehari-hari
Cara Sederhana Menerapkan Perilaku Hemat Ener...
31 Jul 2025
Mengapa Intan dan Grafit Berbeda Meski Sama-sama Terbuat dari Karbon?
Mengapa Intan dan Grafit Berbeda Meski Sama-s...
31 Jul 2025
Hidroponik dan Aeroponik: Inovasi Bertani Modern Tanpa Tanah
Hidroponik dan Aeroponik: Inovasi Bertani Mod...
31 Jul 2025
Mengenal Present, Past, dan Future Continuous Tense untuk Memberi Informasi yang Tepat
Mengenal Present, Past, dan Future Continuous...
31 Jul 2025
Perbedaan Persilangan Monohibrid dan Dihibrid dalam Pewarisan Sifat Genetik
Perbedaan Persilangan Monohibrid dan Dihibrid...
31 Jul 2025
Belajar Simple Future Tense: Rumus, Contoh Kalimat, dan Tips Penggunaan
Belajar Simple Future Tense: Rumus, Contoh Ka...
31 Jul 2025
Peran Strategis Rhizoma dalam Ketahanan dan Reproduksi Tumbuhan
Peran Strategis Rhizoma dalam Ketahanan dan R...
31 Jul 2025

KebonCintaNet

Menjadi Pelopor Pesantren Wirausaha yang Mendidik Santri Berakhlak Mulia, Mandiri Secara Ekonomi, dan Siap Berkarya untuk Bangsa

  • Jl. Urip Sumoharjo No.18, Ciwaringin, Kec. Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Kode Pos 45167
  • 087724345243
  • pondokkeboncinta@gmail.com
Kategori Populer
  • Khazanah
  • Sejarah
  • Beasiswa
  • Kesehatan
  • Berita
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Teknologi
  • Prestasi
  • Parenting
  • Budaya
  • Internasional
  • Kebon Cinta
  • Info ASN
  • Bisnis
Kategori Lainnya
  • Khazanah
  • Sejarah
  • Beasiswa
  • Kesehatan
  • Berita
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Teknologi
  • Prestasi
  • Parenting
  • Budaya
  • Internasional
  • Kebon Cinta
  • Info ASN
  • Bisnis

© 2025 All rights reserved. Developed by Pondok Kebon Cinta

Terms Privacy Contact