keboncinta.com --- Doa adalah senjata seorang mukmin, termasuk ketika hendak bepergian. Memberikan ucapan doa untuk orang yang sedang dalam perjalanan tidak hanya bentuk kepedulian, tetapi juga mengandung makna spiritual agar perjalanan tersebut diliputi perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT.
Sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
Wa idzā sa’alaka ‘ibādī ‘annī fa innī qarīb, ujību da’watad-dā’i idzā da‘ānArtinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.”
📖 Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan betapa Allah selalu dekat dengan hamba-Nya. Maka, setiap doa, termasuk doa perjalanan, adalah bentuk komunikasi yang langsung diterima oleh Allah SWT.
Ucapan yang paling sering digunakan di Indonesia ketika ada kerabat atau sahabat hendak bepergian adalah “Fii Amanillah” (فِي أَمَانِ الله).
Arab: فِي أَمَانِ الله
Latin: Fii amanillah
Artinya: “Semoga engkau senantiasa dalam lindungan Allah.”
Jawaban yang tepat untuk doa ini adalah “Ma‘a as-salaamah” (مَعَ السَّلاَمَة) yang berarti “Semoga keselamatan menyertaimu.”
📖 Menurut para ulama, doa ini termasuk bentuk at-tafa’ul (mengharapkan kebaikan) agar orang yang bepergian diberi keselamatan, dan orang yang melepasnya juga mendapatkan doa kebaikan sebagai balasannya.
Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus yang bisa dibaca saat memulai perjalanan. Doa ini mencakup permohonan kemudahan, perlindungan, dan rezeki dari Allah SWT:
اللَّهُمَّ بِكَ أَسْتَعِينُ، وَعَلَيْكَ أَتَوَكَّلُ، اللَّهُمَّ ذَلِّلْ لِي صُعُوبَةَ أَمْرِي، وَسَهِّلْ عَلَيَّ مَشَقَّةَ سَفَرِي، وَارْزُقْنِي مِنَ الْخَيْرِ أَكْثَرَ مِمَّا أَطْلُبُ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَرٍّ، رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
Latin: Allāhumma bika asta‘īnu, wa ‘alaika atawakkalu. Allāhumma dzallil lī ṣu‘ūbata amrī, wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarī, warzuqnī minal khairi akṡara mimmā aṭlubu, waṣrif ‘annī kulla syarr, rabbiṣraḥ lī ṣadrī, wa yassir lī amrī.
Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu aku memohon pertolongan dan kepada-Mu aku bertawakal. Ya Allah, mudahkan kesulitanku, ringankan perjalananku, berikanlah kepadaku kebaikan lebih dari yang aku minta, jauhkan aku dari segala keburukan. Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku.”
📖 Dalam HR. Abu Dawud, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa doa perjalanan adalah salah satu doa yang mustajab.
Selain doa perjalanan umum, Islam juga mengajarkan doa ketika menaiki kendaraan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Az-Zukhruf ayat 13–14:
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
Latin: Subḥānallażī sakhkhara lanā hāżā wa mā kunnā lahu muqrinīn, wa innā ilā rabbinā lamunqalibūn.
Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
📖 Tafsir Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat ini mengingatkan manusia agar selalu bersyukur atas nikmat transportasi yang Allah sediakan, baik kendaraan darat, laut, maupun udara.
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:
“Tiga doa yang mustajab tanpa keraguan: doa orang yang terzalimi, doa musafir (orang yang bepergian), dan doa orang tua terhadap anaknya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)
📖 Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar menegaskan bahwa doa musafir (orang yang bepergian) sangat besar kemungkinan dikabulkan karena kondisi safar (perjalanan) menjadikan hati lebih ikhlas dan dekat kepada Allah.
Dalam Islam, doa bukan sekadar ucapan, tetapi sarana perlindungan spiritual dan bentuk penghambaan kepada Allah SWT. Saat seseorang melakukan perjalanan, baik jarak dekat maupun jauh, dianjurkan untuk senantiasa berdoa agar diberikan keselamatan, kemudahan, dan perlindungan dari segala bahaya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ghafir ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Wa qāla rabbukum ud‘ūnī astajib lakumArtinya: “Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”
📖 Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini adalah jaminan langsung dari Allah: doa seorang hamba, termasuk doa perjalanan, pasti didengar dan dijawab dengan cara terbaik menurut-Nya.
Doa ini dianjurkan dibaca saat memulai perjalanan untuk memohon keselamatan dan dijauhkan dari segala keburukan.
Teks Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ السَّفْرَةِ وَخَيْرِ مَا فِيهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا
Latin: Allāhumma innī as’aluka min khairi hāżihis-safarati wa khairi mā fīhā, wa a‘ūdzu bika min syarrihā wa syarri mā fīhā.
Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan dari perjalanan ini dan kebaikan yang ada di dalamnya, serta aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perjalanan ini dan keburukan yang ada padanya.”
📖 Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar menyebut doa ini sebagai doa penting sebelum bepergian. Dengan membacanya, seorang muslim menyerahkan segala urusan perjalanan kepada Allah, Sang Maha Pelindung.
Ketika seorang musafir memasuki daerah baru, ia dianjurkan membaca doa berikut agar terlindung dari keburukan penduduk dan wilayah tersebut.
Teks Arab:
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ الْأَرَضِينَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِينِ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ، أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا
Latin: Allāhumma rabba as-samāwātis-sab‘i wa mā aẓlalna, wa rabba al-arāḍīnas-sab‘i wa mā aqalna, wa rabba asy-syayāṭīni wa mā aḍlalna, wa rabba ar-riyāḥi wa mā żarayna, as’aluka khaira hāżihil-qaryati wa khaira ahlihā, wa a‘ūdzu bika min syarrihā wa syarri ahlihā wa syarri mā fīhā.
Artinya: “Ya Allah, Tuhan langit yang tujuh dan segala yang dinaunginya, Tuhan bumi yang tujuh dan apa yang ditopangnya, Tuhan para setan dan apa yang disesatkannya, Tuhan angin dan apa yang dibawanya. Aku memohon kepada-Mu kebaikan negeri ini, kebaikan penduduknya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan negeri ini, penduduknya, dan keburukan yang ada di dalamnya.”
📖 Menurut Tafsir Al-Qurthubi, doa ini menunjukkan kesadaran seorang mukmin bahwa di setiap tempat ada kebaikan dan keburukan. Dengan doa, seorang hamba menggantungkan keselamatannya kepada Allah semata.