Pendidikan
Admin Kebon Cinta

Menteri Pendidikan Tegaskan Pesantren Perlu Integrasikan Ilmu Agama dan Sains

Menteri Pendidikan Tegaskan Pesantren Perlu Integrasikan Ilmu Agama dan Sains

29 Juni 2025 | 07:15

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya integrasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan modern dalam sistem pendidikan pesantren.

Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam International Conference on the Transformation of Pesantren (ICTP) yang diselenggarakan oleh DPP PKB di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Dalam orasinya, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa pendidikan di pesantren tidak boleh lagi bersifat dikotomis—memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum.

Ia menekankan bahwa integrasi ilmu menjadi kebutuhan mendesak di tengah dunia yang semakin kompleks dan menuntut solusi berbasis pengetahuan menyeluruh.

Baca juga: Yayasan Pesantren Kebon Cinta Gelar Pelatihan IT dan Bahasa untuk Santri yang Sedang Libur

“Ilmu science, technology, engineering, mathematics (STEM) itu penting. Dan gurunya harus kita didik supaya mengajarnya menyenangkan,” ujar Mu’ti.

Penguasaan STEM oleh santri, menurutnya, tidak hanya akan memperkuat daya saing mereka di masa depan, tetapi juga memungkinkan lahirnya produk-produk pemikiran keislaman, seperti fikih, yang lebih solutif dan kontekstual.

Ia berharap pesantren mampu mencetak ilmuwan muslim modern seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd.

Lebih jauh, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa semua ilmu sejatinya bersumber dari Allah SWT, baik melalui wahyu (Al-Qur’an) maupun melalui alam semesta sebagai ayat-ayat kauniyah. Dengan kesadaran ini, integrasi ilmu bukan hanya mungkin, tapi justru menjadi jalan menjaga nilai-nilai spiritual dalam perkembangan sains dan teknologi.

Baca juga: Menggali Makna dan Peran Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

“Itu bisa menjadi jawaban bagaimana sains masa depan tidak menjadi ancaman, tapi justru menopang kemuliaan hidup umat manusia. Sains yang rohnya adalah Al-Qur’an, dan penerapannya dijalankan dengan kalbu yang jernih,” jelas Guru Besar Pendidikan Islam tersebut.

Mu’ti juga menilai bahwa pesantren memiliki tradisi intelektual dan spiritual yang kuat untuk menjawab tantangan zaman.

Karena itu, ia mendorong agar para pemangku kepentingan pendidikan pesantren berani membuka diri terhadap dunia sains dan teknologi tanpa kehilangan akar keagamaannya.

“Keberanian untuk masuk ke dunia sains itu harus dibangun. Pesantren punya bekal tradisi yang kuat untuk itu,” tegasnya.

Dengan semangat integrasi ilmu ini, Mu’ti berharap pesantren di masa depan tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga menjadi pusat lahirnya solusi dan inovasi untuk kemajuan peradaban umat.***

Tags:
pendidikan

Komentar Pengguna