Keboncinta.com-Indonesia kembali menunjukkan kiprah pendidikannya di tingkat internasional dengan mengirimkan tiga kepala sekolah swasta sebagai delegasi dalam ASEAN–Japan Exchange Program for Secondary School Educators 2025, yang diselenggarakan pada 22–29 Juni 2025 di Jepang.
ASEAN–Japan Exchange Program for Secondary School Educators adalah program tahunan yang diperuntukkan bagi kepala sekolah, pengawas sekolah, dan pendidik bidang ilmu sosial dari negara-negara ASEAN.
Kegiatan ini bertujuan mempererat kerja sama internasional melalui pemahaman lintas budaya, pendidikan, dan praktik pembangunan berkelanjutan sekaligus menjadi forum pertukaran pengalaman pendidikan, budaya, dan lingkungan antara negara-negara ASEAN dan Jepang.
Baca juga: Psikologi Bukan Ilmu tentang Jiwa, tapi ‘Kejiwaan’
Tiga kepala sekolah yang mewakili Indonesia dalam program tersebut adalah:
· Anna Rachmawati, Kepala SD Permata Insani Islamic School,
· Evy Nurhidayati, Kepala SMP MBS Zam-Zam Cilongok,
· Sutomo, Kepala SMP Muhammadiyah Plus Salatiga.
Mereka merupakan perwakilan yang dikirim oleh Kemendikdasmen dalam program kerja sama dengan Japan Foundation.
Pada Senin (23/6), 26 peserta dari negara-negara ASEAN disambut secara resmi dalam acara welcome reception di Tokyo.
Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan kedutaan besar negara-negara ASEAN, termasuk Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo, Amzul Rifin.
Baca juga: Filsafat: Mbahnya Ilmu
Mengutip siaran pers resmi di laman kemendikdasmen.go.id, dalam sambutannya, Amzul menyampaikan harapan agar peserta dari Indonesia dapat memaksimalkan program ini untuk memperluas wawasan dan membangun jejaring internasional.
“Perwakilan dari Indonesia kiranya dapat memanfaatkan program dengan baik serta mampu mengembangkan jejaring dan persahabatan baru dengan komunitas pendidikan yang ditemui selama di Jepang, sehingga akan mendapatkan pengalaman tak terlupakan,” urai Amzul.
Yuri Sato, Executive Vice President of Japan Foundation, menjelaskan bahwa program pertukaran ini bertujuan untuk memperluas pemahaman para pendidik ASEAN terhadap Jepang melalui interaksi budaya, kunjungan ke institusi pendidikan, serta observasi ke perusahaan-perusahaan di Jepang.
“Lewat program ini kiranya dapat mendorong para peserta memperoleh pengetahuan dan pengalaman berharga selama di Jepang untuk bisa diimplementasikan di sekolah maupun masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, peserta akan turut berkontribusi dalam menjaga hubungan antara negara ASEAN dan Jepang terutama di bidang pendidikan, kebudayaan dan lingkungan,” sambung Yuri.
Baca juga: Masjid At-Taqwa, Dulu Berupa Tajug Tua Sekarang Menjadi Masjid Modern
Salah satu delegasi, Evy Nurhidayati, Kepala SMP MBS Zam-Zam Cilongok, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya dapat mewakili Indonesia dalam program tersebut.
“Seusai melaksanakan program, saya berharap dapat membangun jejaring di tingkat internasional, mengembangkan pola pikir global, dan siap berbagi praktik baik dalam menghadapi isu sosial bagi para pendidik maupun peserta didik, terutama di sekolah yang saya pimpin,” tutur Evy.
Sebelum diberangkatkan ke Jepang, ketiga kepala sekolah tersebut telah mengikuti pembekalan intensif selama tiga hari (19–21 Juni 2025), yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSPTK) di bawah naungan Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru.
Materi pembekalan mencakup pengenalan bahasa Jepang praktis, peluang kerja sama Indonesia–Jepang di bidang pendidikan, serta pelatihan penulisan artikel feature.
Baca juga: Yayasan Pesantren Kebon Cinta Gelar Pelatihan IT dan Bahasa untuk Santri yang Sedang Libur
Direktur KSPTK, Iwan Junaedi, berharap para peserta tidak hanya menjadi pengamat pasif, tetapi juga terlibat aktif dalam diskusi dan pertukaran pengalaman selama program berlangsung.
“Kami harapkan peserta mampu berdiskusi dengan guru dan siswa Jepang, mengamati praktik pendidikan dan upaya mereka dalam menangani isu global, serta membawa pulang pengalaman budaya yang berharga,” ungkap Iwan.***