Khazanah
Admin Kebon Cinta

Perjanjian Saragosa: Ketika Dua Penjelajah Nyasar dan Tak Sengaja Bertemu

Perjanjian Saragosa: Ketika Dua Penjelajah Nyasar dan Tak Sengaja Bertemu

29 Juni 2025 | 07:56

Keboncinta.com-Setelah dunia “dibagi dua” lewat Perjanjian Tordesillas pada 1494, Spanyol dan Portugis merasa mereka sudah mengatur semuanya.

Spanyol ke barat, Portugis ke timur. Dunia seolah hanya dua sisi peta. Tapi ternyata, dunia tidak sesederhana itu dan yang lebih mengejutkan lagi: dunia ternyata… bulat.

Dalam Api Sejarah jilid 1, sejarawan Mansur Suryanegara menjelaskan bahwa hingga abad ke-16, banyak orang Eropa belum memahami bahwa bumi itu bulat.

Gereja mengajarkan bahwa bumi datar, seperti meja, dan menjadi pusat semesta. Padahal, jauh sebelumnya, para ilmuwan Muslim telah menjelaskan bumi itu bulat, bahkan mengukurnya dengan cukup akurat. Tapi siapa yang mau mendengar suara dari Timur?

Baca juga: Pembagian Wilayah Jajahan Melalui Perjanjian Tordesilas: Serasa Dunia Milik Berdua

Dua Jalur yang Bertabrakan

Setelah pembagian dunia lewat garis imajiner di Samudra Atlantik, rute keduanya tampak jelas:

Spanyol: Menjelajah ke arah barat, melintasi Samudra Atlantik, menemukan benua Amerika, lalu melanjutkan ekspedisi ke arah Pasifik. Ekspedisi Ferdinand Magellan bahkan sampai ke wilayah Filipina.

Portugis: Melalui jalur timur, menyusuri pesisir Afrika, melewati Tanjung Harapan, masuk ke Samudra Hindia, sampai ke India, Malaka, dan akhirnya Maluku, wilayah kaya rempah-rempah.

Baca juga: Keraton Pakungwati, Cikal Bakal Keraton-Keraton di Cirebon

Keduanya berlayar sesuai “jalan masing-masing”. Tapi satu hal yang tidak mereka sangka: karena bumi itu bulat, ujung dari jalur barat dan timur bisa bertemu. Dan itulah yang terjadi di Kepulauan Maluku dan sekitarnya.

Ekspedisi Spanyol yang dipimpin Magellan datang dari arah barat, tiba di wilayah yang menurut Portugis adalah “miliknya” berdasarkan jalur timur. Portugis tentu saja terkejut dan marah. Mereka menganggap Spanyol melanggar Perjanjian Tordesillas. Spanyol, di sisi lain, merasa masih sesuai jalur.

Kejadian ini menunjukkan bahwa garis pembagian dalam Perjanjian Tordesillas tidak cukup untuk membagi dunia. Bentrok nyaris terjadi. Untuk kedua kalinya, mereka harus kembali duduk bersama dan menghadap otoritas gereja.

Baca juga: Cirebon, Sumber Peradaban Islam Jawa Barat

Perjanjian Saragosa 1529: Revisi Pembagian Dunia

Maka pada tahun 1529, dibuatlah Perjanjian Saragosa antara Spanyol dan Portugis. Isi pokoknya:

Ditetapkan garis demarkasi baru di sisi timur, yaitu 17 derajat bujur timur dari Kepulauan Maluku.

Spanyol mengakui Maluku sebagai wilayah Portugis, dan sebagai gantinya, Portugis memberikan kompensasi 350.000 dukat emas kepada Spanyol.

Spanyol kemudian memusatkan pengaruhnya di wilayah Filipina, yang hingga kini masih menyimpan jejak budaya Spanyol. Salah satunya adalah nama “Filipina” itu sendiri, yang diambil dari nama Raja Spanyol saat itu, yaitu Raja Philip II (Felipe II).

Dari pertemuan tak sengaja di Timur itu, akhirnya orang-orang Spanyol menyadari sesuatu yang sebelumnya dianggap bid’ah oleh gereja: dunia ini benar-benar bulat. Mereka bisa sampai ke timur padahal mulainya dari barat.***

Tags:
pendidikan

Komentar Pengguna