Air Mata Aisyah Antara Rasulullah, Abu Bakar, dan Warisan Iman

Air Mata Aisyah  Antara Rasulullah, Abu Bakar, dan Warisan Iman

09 Juli 2025 | 06:40

 

 

"Aku Putri Abu Bakar, Murid Kekasih Allah"

 

Karena tubuh Abu Bakar seolah pas... pas sekali, seolah tempat itu memang telah dipersiapkan hanya untuknya.

 

Umar bin Khattab yang ikut mengantar berkata pelan:

Umar:

 

"Dulu ia menemaninya dalam hijrah...

 

Dulu ia bersamanya di gua...

 

Dan hari ini... ia pun tetap di sisinya... Bahkan dalam kubur."

 

Umar bin Khattab, yang paling dekat dengan Abu Bakar setelah Rasulullah, disebut menangis tersedu.

 

Umar:

 

"Demi Allah... tidak ada seorang pun setelah Rasulullah yang lebih aku cintai selain engkau, wahai Abu Bakar... engkau mendahuluiku dalam Islam, mendahuluiku dalam hijrah, dan kini engkau pun mendahuluiku dalam kematian..."

 

Ali bin Abi Thalib, yang sering berdiskusi panjang dengan Abu Bakar soal syura dan pemerintahan, pun menangis.

 

Ali:

 

"Wahai Abu Bakar... semoga Allah merahmatimu... engkau orang yang paling zuhud dalam hidup ini, paling kuat keyakinannya, dan paling lembut hatinya. Hari ini, umat kehilangan tiangnya."

 

Usman bin Affan diam tak banyak bicara, tapi matanya terus berkaca-kaca. la dikenal sebagai pribadi yang lembut, dan kehilangan dua tokoh besar (Rasulullah dan Abu Bakar) dalam waktu tak lama sangat mengguncangkannya

 

setelah Abu Bakar dimakamkan, Aisyah kembali ke rumahnya yaitu kamar Rasulullah, yang juga menjadi tempat wafatnya dan makam Rasulullah.

 

Dan sekarang... di situ juga bersemayam ayahnya.

 

Tambahkan komentar...

Sang ayah yang paling ia cintai...

 

Sang ayah yang dulu memeluknya saat pertama kali ditinggal Rasulullah...

 

Begitu Aisyah membuka tirai kamar, ia memandangi dua makam yang berdampingan:

 

> Satu makam Rasulullah...

 

Satu lagi makam ayahnya, Abu Bakar.

 

Aisyah tidak langsung masuk. la berdiri di depan pintu, lalu menangis pelan...

 

Aisyah (lirih):

 

"Dulu, aku tidur di sini, berbantal pundak Rasulullah... Lalu aku tetap tinggal di sini... dengan ayahku sebagai penghibur hati..."

 

Aisyah duduk di ambang pintu kamar.

 

la memandangi tanah yang baru ditutup itu.

 

Aisyah:

 

"Dulu saat Rasulullah wafat, aku masih punya Ayah...

 

Tapi sekarang... siapa yang akan menyeka air mataku...?"

 

Diriwayatkan dalam beberapa atsar, Aisyah menjadi lebih sering menyendiri dan beribadah setelah wafatnya Abu Bakar. la memperbanyak puasa, shalat malam, dan memperdalam

ilmu, hingga kemudian dikenal sebagai sumber ilmu terbesar di antara para sahabat dan tabi'in.

 

Disebutkan bahwa ketika Abu Bakar wafat dan dimakamkan di dalam kamar Rasulullah, pintu kamar itu tidak terkunci dengan gembok, padahal sebelumnya biasa dikunci demi menjaga tempat yang mulia itu.

 

Tetapi saat jenazah Abu Bakar dibawa mendekat, pintu itu terbuka sendiri ini adalah kisah yang diriwayatkan secara atsar dan menjadi bahan refleksi spiritual.

 

Para sahabat berbisik:

 

"Lihat... pintu itu terbuka tanpa disentuh... seolah Rasulullah menerima kedatangan sahabatnya..."

 

Kalimat indah dari Aisyah (dalam sebagian riwayat):

 

"Ayahku mencintai Rasulullah lebih dari dirinya sendiri... Maka kini, ia telah dikembalikan kepada orang yang paling ia cintai..."

 

Beberapa hari setelah pemakaman ayahnya, Aisyah kembali duduk di kamar itu-kamar yang dulu jadi tempat tidur Rasulullah, tempat tawa dan cinta, dan kini... tempat dua orang tercintanya beristirahat.

 

la menunduk sambil memegang mushaf.

 

Aisyah (berbisik sendiri):

 

"Wahai Ayah...

Tags:

Komentar Pengguna