Akal adalah Ladang Nur, Bukan Gudang Logika

Akal adalah Ladang Nur, Bukan Gudang Logika

03 Juli 2025 | 14:22

Akal adalah Ladang Nur, Bukan Gudang Logika

 

* "Ghoibnya Akal: Ladang Ilham dan Pancaran Nur Ilmu"

 

Bismillahirohmanirohim

 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ

Dialog Ruhani suluk tarekat antara Aki Baqo dan Dakir

 

Dakir:

 

Romo Guru Aki Baqo, ijinkan aku bertanya...

 

Dalam perjalanan dzikirku, sering muncul gambaran-gambaran dalam benak:

 

kadang seperti cahaya, kadang seperti

 

bayangan yang hidup...

 

Kadang pula muncul ilham-ilham seakan suara dari dalam yang bukan pikiranku sendiri.

 

Apakah itu semua dari akal?

 

Apa sebenarnya hakikat akal dalam suluk tarekat?

 

Aki Baqo:

 

Ah, Dakir...

 

Engkau mulai menyentuh lapisan yang sering luput disingkap para salik pemula.

 

Akal itu bukan sekadar alat berpikir, tapi wadah cahaya ilmu yang bertingkat-tingkat dalam diri insan.

 

la punya ghoib, punya nur, bahkan punya dzatnya sendiri.

 

Aki Baqo:

 

Akal yang engkau miliki, bukan hanya untuk menganalisis, membanding, atau menghitung.

 

Dalam suluk tarekat, akal itu ladang tempat nur ilmu tumbuh.

 

Kalau nafsu dibakar oleh syahwat, maka akal bisa disinari oleh dzikir dan adab, hingga mengeluarkan buah-buah ilham.

 

Yang engkau sebut sebagai suara batin atau gambaran cahaya itu,

 

bisa jadi adalah pancaran dari sir ilmu dan nur ilmu dalam akalmu sendiri.

 

Dakir:

 

Apakah ada tingkatan dalam cahaya ilmu itu, Romo Guru?

Aki Baqo:

 

Ada, dan itu sangat halus susunannya.

 

Dengarlah baik-baik...

 

Di dalam akal ada lima lapisan latifah yang saling menyinari:

 

1. Angan-angan, ibarat awan yang melayang berkilauan tapi mudah hilang, jika tidak dikawal dzikir, ia melahirkan khayalan.

 

2. Latifah ilmu, seperti air susu jernih, mengalir dari pemahaman dasar dan logika.

 

3. Sir ilmu, seperti kristal bening, namun dalam, di situlah rahasia hakikat dipantulkan.

 

4. Nur ilmu, adalah cahaya terang ilham yang langsung dari Lauhul Mahfudz, turun lewat qalbu, lewat Mursyid, atau lewat keheningan tafakur.

 

5. Dzat ilmu, adalah keheningan murni di situlah ilmu tidak berbentuk kata lagi, hanya kesadaran akan wujud dan ketidakwujudan secara bersamaan.

 

Dakir:

 

MasyaAllah...

 

Lalu, bagaimana kami para salik bisa menyucikan akal agar pantas menjadi ladang ilham?

 

Aki Baqo:

 

Pertama, ta'dibul akal yaitu menyucikan akal dengan adab.

 

Jangan biarkan akal liar menilai segala sesuatu dari tampak luarnya.

 

Luruskan niat dalam menuntut ilmu: bukan untuk merasa pintar, tapi untuk mengenal Allah.

 

Kedua, dzikrul ilmi bukan hanya membaca ayat atau doa, tapi mengulang kembali makna-makna dari setiap ilmu yang telah engkau dapati. Renungkan, dan bawa dalam tafakur malam. Di situlah ilmu menjadi nur.

 

Ketiga, khidmat kepada mursyid karena akal tak bisa membuka pintu hakikat tanpa kunci dari guru ruhani yang telah menyatu dengan Nur Muhammad.

Dakir:

 

Romo Guru, apakah semua gambaran dalam tafakur berasal dari nur ilmu?

 

Aki Baqo:

 

Tidak semuanya, Nak...

 

Kadang itu juga datang dari sisa nafsu, atau tipuan angan, atau bisikan jin yang halus. Tapi kau bisa membedakannya:

 

Jika gambaran itu membuat hatimu tenang, lembut, dan tunduk, maka itu dari nur ilmu. Tapi jika ia membuatmu penasaran, tak sabar, atau merasa lebih tahu, maka itu bukan cahaya, tapi bayangan yang

 

meniru cahaya.

 

Aki Baqo:

 

Ketahuilah, Dakir...

 

Akal yang telah tersinari oleh Nur Ilmu tak akan menjadi sombong, justru ia akan tunduk, diam, dan menangis dalam keheningan.

 

Karena ia sadar, ilmu yang sejati tak berbentuk huruf, tak bisa dibanggakan dalam forum,

tapi hanya bisa diwiridkan dalam batin dan disyukuri dalam sujud.

 

Dakir:

 

Terima kasih Romo Guru...

 

Kini aku mulai melihat bahwa akal bukan sekadar pikiran, tapi sebuah taman ilahi yang harus dijaga dzikir dan adabnya...

 

"Jika qalbu adalah cermin, maka akal adalah lensa; dan bila dzikir telah menembus lensa itu, maka seluruh rahasia langit bisa tercermin ke dalam benak insan."

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ

Tags:

Komentar Pengguna