keboncinta.com --- Mahalul Qiyam (ู ูุญูููู ุงููููููุงู ู) adalah istilah yang sangat populer dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Secara bahasa, kata ini berarti “tempat berdiri” atau “saat berdiri”. Dalam praktiknya, Mahalul Qiyam merujuk pada momen ketika para jemaah berdiri sambil melantunkan shalawat dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Banyak umat Islam meyakini bahwa saat inilah bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW dilakukan dengan penuh cinta dan pengagungan. Dalam artikel ini, kita akan membahas arti Mahalul Qiyam, hukum berdiri saat Mahalul Qiyam, bacaan yang dibaca, serta makna spiritualnya menurut ajaran Islam.
Secara harfiah, Mahalul Qiyam bermakna “waktu berdiri”. Dalam konteks Maulid Nabi, momen ini menjadi simbol penghormatan umat kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika shalawat dibacakan, para jemaah berdiri dengan penuh hormat seakan menyambut kehadiran beliau.
Bacaan yang dilantunkan biasanya berasal dari teks Maulid terkenal seperti Simthudduror, Al-Barzanji, atau syair pujian kepada Rasulullah. Sikap berdiri ini mencerminkan rasa cinta dan syukur umat Islam atas kelahiran Nabi yang membawa risalah Islam.
Hukum berdiri saat Mahalul Qiyam menjadi perbincangan ulama. Sebagian besar ulama Ahlussunnah wal Jamaah memandangnya sebagai amalan istihsan (hal yang dianggap baik), karena merupakan bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW.
Tidak ada kewajiban untuk berdiri, sehingga tidak berdiri pun tidak berdosa. Namun, berdiri disunnahkan bagi yang ingin menunjukkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalil yang mendasari keutamaan mengagungkan Rasulullah SAW adalah firman Allah:
ููุชูุคูู
ููููุง ุจูุงูููููู ููุฑูุณูููููู ููุชูุนูุฒููุฑูููู ููุชููููููุฑูููู
“…agar kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta menguatkan (agama)-Nya dan memuliakan-Nya.”
(QS. Al-Fath: 9)
Ayat ini menegaskan pentingnya menghormati dan memuliakan Nabi Muhammad SAW, salah satunya melalui sikap berdiri saat membaca shalawat.
Salah satu ciri khas dalam tradisi Mahalul Qiyam adalah lantunan bacaan yang berisi pujian dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bacaan ini menjadi simbol penghormatan yang dalam dan sekaligus bentuk cinta umat Islam kepada Rasulullah.
Salah satu bacaan yang sangat populer adalah "Ya Nabi Salam ‘Alaika", yang bermakna “Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu”. Bacaan ini biasanya dilantunkan bersama-sama dalam suasana penuh khidmat.
Berikut adalah beberapa bacaan Mahalul Qiyam lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya:
ุตููููู ุงูููู ุนููู ู ูุญูู ููุฏูุ ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ู ูุฑูุญูุจูุง ููุง ู ูุฑูุญูุจูุง ููุง ู ูุฑูุญูุจูุงุ ู ูุฑูุญูุจูุง ุฌูุฏูู ุงูุญูุณููููู ู ูุฑูุญูุจูุง
Latin:
Shallallฤhu ‘alฤ Muhammad, shฤllallฤhu ‘alayhi wasallam Marhaban yฤ marhaban yฤ marhaban, marhaban jaddal Husaini marhaban.
Artinya:
Allah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, Allah bershalawat dan mengucap salam sejahtera untuknya. Selamat datang, selamat datang, selamat datang, selamat datang kakek dari Husain, selamat datang.
ููุง ููุจูู ุณูููุงู ู ุนูููููููุ ููุง ุฑูุณููููู ุณูููุงู ู ุนููููููู ููุง ุญูุจูููุจู ุณูููุงู ู ุนูููููููุ ุตูููููุงุชู ุงูููู ุนููููููู
Latin:
Yฤ nabฤซ salฤm ‘alayka, yฤ rasลซl salฤm ‘alayka Yฤ habฤซb salฤm ‘alayka, shalawฤtullฤh ‘alayka
Artinya:
Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu. Wahai Rasul, salam sejahtera untukmu. Wahai Kekasih, salam sejahtera untukmu, shalawat Allah untukmu.
ุงูุดูุฑููู ุงููุจูุฏูุฑู ุนูููููููุงุ ููุงุฎูุชูููุชู ู ููููู ุงููุจูุฏูููุฑู ู ูุซููู ุญูุณููููู ู ูุง ุฑูุฃูููููุงุ ููุทูู ููุง ููุฌููู ุงูุณููุฑูููุฑู
Latin:
Asyraqal badru ‘alayna, fakhtafat minhul budลซru Mitsla husnik mฤ ra’aynฤ, qaththu yฤ wajhus surลซri
Artinya:
Satu purnama telah terbit di atas kami, hingga redup cahaya purnama lainnya. Belum pernah kulihat keelokan seperti dirimu, wahai wajah penuh kebahagiaan.
ุงูููุชู ุดูู ูุณู ุงูููุชู ุจูุฏูุฑูุ ุงูููุชู ููููุฑู ูููููู ููููุฑู ุงูููุชู ุงูููุณูููุฑู ูููุบูุงูููุ ุงูููุชู ู ูุตูุจูุงุญู ุงูุตููุฏูููุฑู
Latin:
Anta syamsun anta badrun, anta nลซrun fawqa nลซri Anta iksฤซruw wa ghฤlฤซ, anta mishbฤhus shudลซri
Artinya:
Kau laksana mentari, kau juga bagaikan purnama.