Khazanah
M. Fadhli Dzil Ikram

Cara Bertawakkal kepada Allah: Tahapan Praktis, Dalil Arab, dan Tafsir Ulama

Cara Bertawakkal kepada Allah: Tahapan Praktis, Dalil Arab, dan Tafsir Ulama

06 September 2025 | 07:57

keboncinta.com --- Tawakkal kepada Allah SWT bukan hanya sikap pasrah, melainkan bentuk ibadah hati yang menggabungkan ikhtiar (usaha) dengan penyerahan penuh kepada Allah. Prof. Dr. Munawwir Kamaluddin menjelaskan, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan seorang Muslim untuk benar-benar bertawakkal.


1. Melakukan Ikhtiar yang Benar

Islam mengajarkan bahwa usaha adalah bagian penting dari tawakkal. Allah berfirman dalam Surat An-Najm ayat 39:

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Wa an laisa lil-insāni illā mā sa‘ā

Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39)

📖 Tafsir Ibnu Katsir menegaskan bahwa ayat ini adalah dalil kewajiban ikhtiar. Tidak ada hasil tanpa usaha, dan usaha yang sesuai syariat adalah bagian dari tawakkal. Seorang mukmin wajib berusaha dengan cara yang halal, baru kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah.


2. Menjaga Hati dari Ketergantungan pada Makhluk

Orang yang bertawakkal tidak boleh menggantungkan harapannya kepada selain Allah. Allah berfirman dalam Surat Al-Jinn ayat 18:

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Wa annal-masājida lillāhi falā tad‘ū ma‘allāhi ahadā

Artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah di samping Allah, sesuatu pun.” (QS. Al-Jinn: 18)

📖 Tafsir Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat ini melarang ketergantungan hati kepada selain Allah, baik dalam ibadah maupun permintaan pertolongan. Menjadikan makhluk sebagai sandaran utama bisa menjadi bentuk syirik kecil. Seorang hamba wajib menyerahkan seluruh urusan kepada Allah semata.


3. Yakin Bahwa Allah Maha Penentu Segala Sesuatu

Keyakinan bahwa semua hasil berasal dari Allah adalah inti tawakkal. Allah berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 51:

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Qul lan yusībanā illā mā kataballāhu lanā huwa maulānā, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu’minūn

Artinya: “Katakanlah: Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman bertawakkal.” (QS. At-Taubah: 51)

📖 Tafsir As-Sa’di menekankan bahwa seorang mukmin tidak boleh cemas berlebihan, sebab semua sudah ditetapkan Allah. Inilah yang membuat hati tenang dalam menghadapi takdir.


Kisah Teladan tentang Tawakkal dalam Al-Qur’an dan Hadis

Untuk memperdalam pemahaman, ada banyak kisah para nabi dan sahabat yang menjadi teladan nyata tentang tawakkal.


1.

Tags:
pendidikan

Komentar Pengguna