keboncinta.com --- Lisan merupakan salah satu nikmat besar yang Allah SWT anugerahkan kepada manusia. Dengan lisan, kita mampu berbicara, menyampaikan pesan, dan menebar kebaikan. Namun, jika tidak dijaga, lisan juga bisa menjadi sumber keburukan seperti berbohong, ghibah, fitnah, dan mencela orang lain.
Dalam ajaran Islam, menjaga lisan memiliki kedudukan penting. Banyak dalil dalam Al-Qur'an maupun hadits yang menekankan kewajiban mengendalikan ucapan agar selalu membawa kebaikan.
Allah SWT berfirman dalam surat Qaf ayat 18:
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku Tak Henti Engkau Berlari Dikejar Rezeki: Amalan-Amalan Dahsyat Sumber Kekayaan dan Kemakmuran karya Taufiq FR., ayat ini menunjukkan bahwa setiap perkataan manusia selalu diawasi malaikat dan kelak akan menjadi saksi di hari akhir.
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 148:
لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
Artinya: Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah membenci perkataan buruk. Seorang muslim dianjurkan untuk tetap berkata baik, bahkan ketika marah.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 83:
وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا
Artinya: "Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia."
Perintah ini mengajarkan agar setiap muslim berbicara dengan kata yang sopan, santun, dan memberi manfaat.
Dalam surat Al-Hujurat ayat 11, Allah berfirman:
وَلَا تَلۡمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ
Artinya: "Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk..."
Ayat ini melarang saling menghina dan memberikan julukan yang menyakitkan hati. Ini menunjukkan bahwa menjaga lisan bukan hanya soal tidak berbohong, tetapi juga menghindari perkataan yang merendahkan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
Artinya: "Barang siapa yang dapat menjamin apa yang ada di antara dua rahangnya (lisannya) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluannya), maka aku menjamin baginya surga." (HR Bukhari)
Rasulullah SAW memperingatkan:
وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
Artinya: "Bukankah manusia akan diseret ke neraka pada wajah-wajah mereka, kecuali karena hasil dari lisan mereka?" (HR Tirmidzi)