keboncinta.com --- Pasar tradisional sangat penting bagi kehidupan masyarakat, terutama bagi bisnis kecil dan menengah (UMKM). Sayangnya, di tengah kemajuan teknologi, pasar tradisional menghadapi banyak tantangan. Ini termasuk persaingan dengan toko modern, perubahan gaya hidup masyarakat, dan munculnya teknologi pembayaran digital.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memulai program digitalisasi pasar untuk mempertahankan kehidupan pasar yang dinamis di tengah perkembangan zaman. Ini terutama karena semakin banyak orang di Jakarta yang bertransaksi secara digital.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa jumlah orang yang menggunakan transaksi digital di Jakarta adalah yang tertinggi di Indonesia.
Digitalisasi pasar, menurut Prabono, tidak hanya membuat pembeli dan pedagang lebih mudah, tetapi juga menghentikan tindakan kriminal seperti premanisme dan copet.
Pasar menjadi lebih modern berkat digitalisasi.
Di tengah dunia yang semakin maju, sentuhan digitalisasi pasar memiliki dampak nyata bagi para pedagang. Digitalisasi secara bertahap mengubah cara bertransaksi menjadi lebih mudah dan kontemporer.
Pedagang beras Avit Alvian (23) di Pasar Lenteng Agung mengatakan kehadiran sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang merupakan bagian dari program digitalisasi pasar, sangat membantu. QRIS tidak hanya aman tetapi juga mencegah uang palsu, membuat jual beli lebih mudah.
Avit mengatakan, "Sekarang kebanyakan orang pakai QRIS, biasanya yang masih muda."
Selain itu, dia menyatakan bahwa menggunakan QRIS juga lebih aman karena saat transfer dapat terjadi banyak penipuan. Dengan QRIS, transaksi jual beli lebih mudah dilakukan karena mencegah uang palsu dan sobek.
Meskipun demikian, Pariyem (57), seorang penjual kerupuk di Pasar Lenteng Agung, mengatakan bahwa dia telah menggunakan metode pembayaran digital sejak tahun lalu. Sebelumnya, pemerintah juga terus berupaya menggunakan QRIS di Pasar Lenteng Agung.
Menurutnya, "(Pemerintah) mengusahakan supaya semua pedagang pakai QRIS."
Menurut Pariyem, warungnya menjadi lebih ramai sejak menggunakan QRIS.
Menurutnya, "Kalau langganan sih Alhamdulillah (ramai). Alhamdulillah banyak (yang pakai QRIS). Biasanya, yang pakai QRIS ibu-ibu yang aktif menggunakan HP."
Selain mempermudah pembayaran, QRIS juga membantu Pariyem menabung di bank karena dia tidak perlu mengunjungi bank untuk setor tunai.
Jelasnya, "Kalau bayar pakai QRIS, saya nggak perlu ke bank. Sebelumnya, jika bayarnya cash harus setor tunai, saya paling males setor tunai. Tapi, kalau pakai QRIS, ya sudah (tidak perlu ke bank)."
Lomba Digitalisasi Pasar dengan Tujuan Meningkatkan Inklusivitas Keuangan
Pemprov DKI Jakarta menyelenggarakan Lomba Digitalisasi Pasar 2025 dengan tujuan meningkatkan inklusi keuangan dan mengedukasi para pedagang tentang cara pembayaran digital.
Lomba ini tidak hanya menilai digitalisasi tetapi juga kebersihan dan penataan fasilitas pasar.
Kami bertujuan untuk menciptakan pasar yang nyaman. Oleh karena itu, penilaian akan mencakup tidak hanya kemudahan bertransaksi digital, tetapi juga kebersihan, keamanan, serta penataan fasilitas umum dan toko kaki lima. Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Suharini Eliawati berharap kompetisi ini akan membantu pasar tradisional terus berkembang.
Dari 153 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, 20 pasar tradisional berfungsi sebagai lokasi percontohan untuk kompetisi ini, kata Eli. Pasar ini dipilih secara acak berdasarkan klasifikasi (kelas A, B, dan C), serta jumlah bisnis yang aktif.
Penilaian kompetisi terdiri dari dua komponen: pasar, yang dinilai oleh tim juri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang relevan, dan digitalisasi perbankan, yang dinilai oleh OJK dan Bank Indonesia berdasarkan laporan bank peserta. Dia menyatakan bahwa pasar-pasar pemenang nantinya akan menjadi model bagi 133 pasar lainnya yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya dan daerah lain di Indonesia.
Penilaian kompetisi dilakukan dalam dua tahap: Periode I berlangsung 22-25 Juli 2025 dan Periode II berlangsung 6-8 Agustus 2025. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung akan secara langsung mengumumkan pemenang.
Di antara bank yang berpartisipasi dalam kompetisi ini adalah BRI, BNI, Mandiri, BCA, dan Bank DKI (sekarang Bank Jakarta). Mereka akan bersaing dalam berbagai kategori, seperti Program Literasi Teraktif, Digitalisasi Keuangan Terbaik, dan Akses Keuangan Termasif.
Sementara itu, Edwin Nurhadi, Kepala OJK Jabodebek, menyatakan bahwa kompetisi tersebut merupakan upaya untuk mendorong para pedagang pasar untuk masuk ke ekosistem perbankan dan digital. Selain itu, kompetisi tersebut memperluas penggunaan QRIS, EDC, dan kanal non-tunai lainnya.
Kami akan menilai tiga aspek dalam kategori perbankan: pertama, program keuangan terbaik dan termasif; kedua, akses keuangan, yaitu pemberian kredit, pembukaan rekening, dan keaktifan agen laku pandai; dan ketiga, kami ingin melihat implementasi digitalisasi keuangan di pasar secara keseluruhan. Akhir kata, "Tiga hal itulah yang akan menjadi fokus penilaian kami."