Sejarah
Wahyu

Iblis lebih takut mengganggu tidurnya orang berilmu dari pada orang yang ahli ibadah tapi bodoh

Iblis lebih takut mengganggu tidurnya orang berilmu dari pada orang yang ahli ibadah tapi bodoh

02 Juli 2025 | 08:17

 

Dikisahkan suatu ketika Rasulullah melihat sebuah sosok yang akhirnya diketahui merupakan iblis. Hal ini diketahui Rasulullah ketika hendak memasuki masjid.

 

Ketika masuk masjid, Rasulullah melihat dua orang berada dalam masjid. Satu orang dalam posisi salat dan satu orang lagi dalam posisi tertidur pulas. Iblis yang berada di situ, dilihat Rasulullah nampak ragu, antara mau masuk masjid atau tidak.

 

Rasulullah SAW pun bertanya kepada Iblis itu, "Wahai Iblis, apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Rasulullah SAW.

 

Iblis pun menjawab pertanyaan Rasulullah, "Aku hendak masuk masjid dan merusak salatnya orang itu. Tetapi aku merasa takut terhadap orang yang sedang tidur itu," kata iblis sambil menunjuk orang yang sedang tidur.

 

Rasulullah Rasulullah bertanya lagi, "Wahai iblis, mengapa engkau takut terhadap orang yang sedang tidur dan tidak takut kepada orang yang tengah shalat dan bermunajat kepada Allah?".

Iblis kemudian menjelaskan alasannya takut kepada orang yang tengah tidur dan berkata, "Ya Rasulullah, orang yang sedang salat tersebut adalah orang yang bodoh, ia tidak tahu syarat hukumnya salat, tuma'ninah, dan tidak bisa salat dengan khusyuk".

 

Setelah itu, iblis kembali melanjutkan perkataannya, "Sedangkan orang yang sedang tidur itu adalah orang yang alim, maka jika aku merusak salatnya orang bodoh itu, aku khawatir, dia akan membangunkan orang yang sedang tidur itu kemudian mengajari dan membetulkan salatnya orang yang bodoh tadi".

 

Mendengar penjelasan iblis itu, Rasulullah mengangguk-anggukan. Di situ, Rasulullah semakin menyadari, jika ilmu merupakan salah satu senjata dan modal bagi umatnya untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.

 

Allah pernah memberikan firman kepada Rasulullah, Rasulullah pun teringat akan hal itu. Ketika Nabi Sulaiman diperintahkan memilih karunia yang disukainya, apakah harta, tahta, atau ilmu, Nabi Sulaiman justru lebih memilih ilmu.

 

Hal ini tentunya karena kecerdasan beliau. Jika Nabi Sulaiman memilih harta, belum tentu tahta dan ilmu didapatnya. Jika ia mengambil tahta, maka harta dan ilmu juga belum tentu dapat diraihnya. Sebaliknya, dengan memilih ilmu, harta dan tahta pun dimilikinya.

Tags:
Sejarah

Komentar Pengguna