Sejarah
Rahman Abdullah

Laksamana Malahayati: Sosok Perempuan Tangguh, Panglima Perang Angkatan Laut Kesultanan Aceh

Laksamana Malahayati: Sosok Perempuan Tangguh, Panglima Perang Angkatan Laut Kesultanan Aceh

01 Juli 2025 | 16:53

Keboncinta.com-- Selama ini mungkin seorang pahlawan itu identik dengan kaum laki-laki, ternyata banyak pahlawan nasional yang berasal dari kaum perempuan. Salah satunya ialah Laksamana Malahayati yang berasal dari tanah rencong Aceh.

Malahayati merupakan seorang perempuan pejuang yang berasal dari Aceh, yang lahir pada tahun 1550 M di Kesultanan Aceh Darussalam.

Malahayati memiliki ayah seorang laksamana, yaitu Laksamana Mahmud Syah yang masih keturunan dari pendiri Kesultanan Aceh Darussalam yaitu Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M).

Malahayati atau lebih dikenal dengan Laksamana Malahayati memiliki garis keturunan dari ayah dan kakek yang menjadi panglima angkatan laut Kesultanan Aceh.

Dari sanalah semangat dan kemahiran sebagai perwira laut tumbuh, dan hal tersebut mengantarkannya untuk belajar di akademi angkatan laut Kesultanan Aceh.

Awal perjuangan Laksamana Malahayati dimulai setelah berlangsungnya pertempuran antara armada laut Aceh melawan armada laut Portugis di Teluk Haru.

Pada pertempuran tersebut Laksamana Zainal Abidin yang merupakan suami dari Malahayati gugur dalam pertempuran tersebut.

Setelah ditinggal wafat oleh suaminya, Malahayati mengusulkan pembentukan pasukan Inong Bale  kepada Sultan Aceh, yang personelnya terdiri dari janda-janda dari prajurit Aceh yang telah gugur dalam pertempuran, dan usulan tersebut dikabulkan oleh sultan, lalu kemudian Malahayati diangkat menjadi pemimpin pasukan tersebut dengan pangkat Laksamana.

Pada tanggal 21 Juni 1599 M, Laksamana Malahayati dan pasukannya terlibat pertempuran dengan armada laut Belanda yang memaksa masuk ke wilayah Kesultanan Aceh.

Dalam pertempuran tersebut pemimpin dari armada laut Belanda yaitu Cornelis de Houtman dan sejumlah pelaut Belanda tewas terbunuh, serta wakil pemimpin armada laut Belanda dan sisa pasukannya berhasil ditangkap oleh Laksamana Malahayati.

Pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1615 M Laksamana Malahayati gugur ketika dalam pertempuran melawan Portugis pimpinan Alfonso de Castro di Teluk Krueng Raya.

Kemudian Laksamana Malahayati dimakamkan di Desa Lamreh Kecamatan Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar.

Penyematan gelar pahlawan nasional pada Laksamana Malahayati oleh pemerintah Indonesia dilaksanakan pada tanggal 9 November 2017.

Kemudian untuk menghormati jasa-jasanya dalam pertempuran-pertempuran laut dalam melawan penjajah, namanya juga dijadikan sebagai salah satu nama Kapal Republik Indonesia yaitu KRI Malahayati, yang merupakan salah satu unit kapal perang jenis fregat milik TNI AL.

Apa yang dilakukan oleh Laksamana Malahayati mengajarkan kepada kita bahwa baik itu kaum laki-laki ataupun perempuan memiliki keawajiban yang sama untuk selalu berjuang mempertahankan kehormatan dan kemerdekaan bangsa dari ancaman apapun terutama ancaman dari penajajahan.***

Tags:
Sejarah

Komentar Pengguna