Berita
Rahman Abdullah

Lakukan Pertemuan bersama Wamenag, Eks Jaringan Islamiyah Komitmen Kembali ke Pangkuan NKRI secara Utuh

Lakukan Pertemuan bersama Wamenag, Eks Jaringan Islamiyah Komitmen Kembali ke Pangkuan NKRI secara Utuh

23 Juli 2025 | 13:40

Keboncinta.com-- Merangkul kembali warga negaranya yang ingin kembali kepada pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara utuh adalah suatu keniscayaan di negara ini. Wakil Menteri Agama (Wamenag) H. R. Muhammad Syafi’i menyambut positif proses reintegrasi para mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI.

Hal tersebut disampaikan Wamenag saat menerima audiensi para mantan amir JI di Ruang Wamenag, Kemenag Pusat, Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Dalam pertemuan ini Wamenag juga mengingatkan bahwa bukti setia kepada NKRI tidak perlu diumbar lewat pernyataan, melainkan ditunjukkan melalui aktivitas nyata di tengah kehidupan bermasyarakat.

“Tidak perlu apa namanya mengumbar statement tentang kita sudah bubar, kita sudah tidak ini. Buktikan saja dengan aktivitas-aktivitas. Dan aktivitas itu, siapapun yang melihat, itu adalah aktivitas mereka yang cinta kepada NKRI. Itu saja menurut saya. Jalan saja secara alamiah, secara natural,” ungkap Wamenag.

Wamenag juga menegaskan bahwa keyakinan terhadap agama tidak boleh berkurang, namun berekspresi dalam keagamaan kini perlu disesuaikan dengan kesepakatan bersama.

“Bahwa keyakinan kita kepada agama tidak boleh berkurang. Tetapi mungkin proses untuk melakukan kegiatan dalam rangka aktivitas dari keyakinan itu, ya mungkin sudah kita ubah sehubungan dengan kesepakatan,” tuturnya.

Kemudian Wamenag kenceritakan kisah sosok Bung Hatta sebagai contoh bagaimana nilai-nilai Islam dapat diperjuangkan melalui jalan kebangsaan. Cerita itu diangkat dari pengalaman Imanuddin Abdulrahim, tokoh muda Masjid Salman ITB, yang pernah mempertanyakan sikap Bung Hatta.

Diceritakan bahwa Imanudiin protes karena Bung Hatta tidak pernah menyebut kata “Islam” dalam ceramah-ceramahnya, meski sering bicara soal keadilan, kebenaran, dan kesejahteraan.

Menanggapi itu, Bung Hatta mengambil dua gelas bening, satu diberi pewarna, satu diberi garam. Yang satu tampak berubah warna, yang lain terasa berbeda meski tetap jernih.

“Yang berubah rasa justru yang tidak berubah warna,” ujar Bung Hatta, lalu menjelaskan bahwa dirinya memilih memperjuangkan Islam melalui substansi nilai, bukan simbol.

Kisah yang disampaikan Wamenag sebagai bentuk penegasan bahwa komitmen terhadap ajaran Islam tidak harus bertentangan dengan kecintaan terhadap NKRI.

Selanjutnya, terkait dengan pembubaran organisasi Jamaah Islamiyah, Wamenag menekankan pentingnya keyakinan bahwa proses tersebut telah sah secara hukum.

“Kalau tadi sudah secara de jure dan de facto, dengan disaksikan aparat, maka kita harus yakin bahwa kita sudah kembali ke NKRI. Dengan semua kewajiban, dan tentu saja hak,” tekan Wamenag.

Dalam pertemuan ini turut dihadiri dua tokoh Jamaah Islamiyah, yakni Para Wijayanto (mantan amir JI periode 2008–2019) dan Mbah Zarkasih (mantan amir JI periode 2004–2007).

Pada kegiatan audiensi tersebut, Para Wijayanto menyampaikan, bahwa pertemuan sangat berharga, dan sangat bermanfaat bagi mereka, sehingga dirinya menjadi lebih optimis dengan proses penerimaan dalam integrasi kembali kepada pangkuan NKRI secara utuh.*** 

Tags:
berita nasional kemenag

Komentar Pengguna