Dalam kitab Mizan al-Kubra karya Imam Asy-Sya'rani, tercatat sebuah pandangan mendalam dari Imam Abu Hasan Asy-Syadzili yang relevan hingga zaman modern ini:
ูููู ุงูุนู ู ู ุน ุดููุฏ ู ูุฉ ุฎูุฑ ู ู ูุซูุฑ ุงูุนู ู ู ุน ุดููุฏ ุชูุตูุฑ
Artinya: "Amal sedikit yang dibarengi rasa syukur dan kesadaran bahwa itu semua karena karunia Allah, lebih baik daripada amal banyak yang diiringi rasa bangga dan sombong terhadap diri sendiri."
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya niat dan kesadaran dalam beribadah. Bukan kuantitas amal yang menjadi penentu penerimaan di sisi Allah, melainkan kualitas keikhlasan dan rasa syukur atas kemampuan untuk beramal. Bayangkan, kita diberi kemampuan untuk sholat, bersedekah, atau beribadah lainnya, sementara banyak orang lain tidak memiliki kesempatan tersebut. Kemampuan itu sendiri sudah merupakan anugerah yang luar biasa.
Imam Asy-Syadzili mengingatkan bahaya menganggap ibadah sebagai beban atau masalah. Merasa kurang sempurna dalam beribadah, merasa ragu akan kesempurnaan ibadah, atau bahkan merasa ibadah menjadi sebuah problem, adalah jebakan syetan. Ini merupakan bentuk syirik, karena kita seakan-akan mengukur ibadah kita dengan standar kita sendiri, bukan dengan standar Allah SWT. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan manusia senantiasa dalam proses perbaikan diri.
Imam Syafi'i menambahkan, memaksakan diri untuk selalu ikhlas dalam beribadah justru dapat menghalangi kita untuk beribadah sama sekali. Hal ini juga merupakan jebakan syetan. Pesan yang disampaikan Imam Syafi'i ini selaras dengan hadits:
ุณูุฑู ุงูู ุงููู ุนุฑุฌุง ูู ูุง ุณูุฑ
Artinya: "Larilah kepada Allah (walau) dengan terpincang-pincang dan terpecah-pecah (susah payah)."
Intinya, sebagaimana yang dijelaskan dalam Mizan al-Kubra, fokuslah pada niat yang tulus dan rasa syukur atas kemampuan untuk beribadah. Jangan terbebani oleh tuntutan kesempurnaan yang mustahil dicapai oleh manusia. Setiap langkah kecil menuju Allah SWT, setiap usaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya, selama dilandasi keikhlasan dan kesadaran akan karunia-Nya, akan lebih bernilai daripada banyaknya amal yang diiringi kesombongan dan rasa bangga diri. ูุงููู ุฃุนูู .