Logo
  • Beranda
  • Berita
  • Pendidikan
  • Khazanah
  • Prestasi
  • Teknologi
  • Parenting
  • Beasiswa
  • Kategori
    • Khazanah
    • Sejarah
    • Beasiswa
    • Kesehatan
    • Berita
    • Pendidikan
    • Lifestyle
    • Teknologi
    • Prestasi
    • Parenting
    • Budaya
    • Internasional
    • Kebon Cinta
    • Info ASN
    • Bisnis
Pendidikan
M. Panji Maulana

Mengenal Kurikulum Berbasis Cinta: Menghidupkan Pendidikan yang Humanis dan Emosional

Mengenal Kurikulum Berbasis Cinta: Menghidupkan Pendidikan yang Humanis dan Emosional

22 Juli 2025 | 14:57 | 0 Pembaca

Keboncinta.com-Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Agama Republik Indonesia mulai menggulirkan wacana penting dalam dunia pendidikan, yaitu pengembangan Kurikulum Berbasis Cinta.

Gagasan ini lahir dari kesadaran bahwa pendidikan di madrasah tidak hanya bertujuan mencetak peserta didik yang cerdas secara akademik, tetapi juga pribadi yang utuh secara spiritual, emosional, dan sosial. Kurikulum ini diharapkan menjadi fondasi dalam membangun karakter peserta didik yang penuh kasih, toleran, empatik, dan memiliki kepedulian terhadap sesama dan lingkungan hidup.

Wacana Kurikulum Berbasis Cinta semakin relevan dalam menjawab tantangan zaman, di mana anak-anak tumbuh dalam dunia yang kompleks, kompetitif, dan seringkali minim sentuhan nilai kemanusiaan. Kemenag memandang bahwa kurikulum yang dilandasi oleh cinta dapat menjadi solusi untuk membangun generasi yang tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga memiliki hati yang peka dan akhlak yang mulia.

Apa Itu Kurikulum Berbasis Cinta?

Kurikulum Berbasis Cinta adalah pendekatan yang menekankan pentingnya aspek emosional, sosial, dan spiritual dalam pendidikan. Kurikulum ini bertujuan membentuk insan yang humanis, toleran, nasionalis, naturalis, serta memiliki kepedulian terhadap sesama dan lingkungan hidup.

Dengan menjadikan cinta sebagai fondasi utama, kurikulum ini ingin menumbuhkan pribadi yang sadar diri, mampu mengelola perasaannya, dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dan semesta.

Landasan Teoretis: Jejak Para Pemikir

1. Carl Rogers dan Teori Kurikulum Humanistik

Carl Rogers (1994), salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik, mengembangkan teori kurikulum yang berpusat pada peserta didik. Bagi Rogers, pendidikan harus memperhatikan kebutuhan emosional, sosial, dan psikologis anak sebagai individu yang unik dan bernilai.

Beberapa prinsip penting dari Rogers yang sejalan dengan Kurikulum Berbasis Cinta antara lain:

  • Pusat perhatian pada peserta didik: Kurikulum disusun bukan untuk memenuhi target akademik semata, tetapi untuk menggali potensi dan minat pribadi peserta didik.

  • Pengalaman belajar yang bermakna: Anak belajar secara otentik melalui keterlibatan aktif dan kontekstual dalam kehidupan nyata.

  • Keterlibatan emosional: Proses belajar tidak boleh kering dari perasaan; cinta, empati, kegembiraan, bahkan kegelisahan adalah bagian penting dalam membentuk makna belajar.

  • Peran guru sebagai fasilitator: Guru bukan otoritas mutlak, tetapi pendamping dalam proses penemuan diri anak.

Dalam Kurikulum Berbasis Cinta, pandangan Rogers ini menjadi pondasi penting. Pendidikan yang menghargai suara, emosi, dan pilihan anak mampu menciptakan ruang belajar yang lebih manusiawi dan transformatif.

2. Albert Bandura dan Teori Belajar Sosial

Albert Bandura (1991) menekankan bahwa proses belajar terjadi melalui observasi, imitasi, dan interaksi sosial. Dalam hal ini, peserta didik belajar bukan hanya dari buku dan ceramah guru, tetapi dari contoh nyata yang mereka lihat dan rasakan.

Kurikulum Berbasis Cinta mengadopsi prinsip ini dengan menekankan keteladanan. Guru dan lingkungan sekolah menjadi model yang menunjukkan bagaimana cinta diwujudkan dalam tindakan: berbicara sopan, saling menghargai, membantu yang kesulitan, dan merawat lingkungan. Anak-anak akan belajar mencintai dan menghargai orang lain melalui interaksi sosial yang positif dan konsisten.

3. Daniel Goleman dan Kecerdasan Emosional

Daniel Goleman (2009) mengangkat pentingnya kecerdasan emosional (EQ) sebagai kunci kesuksesan dan kebahagiaan. EQ mencakup kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi secara sehat, memahami emosi orang lain (empati), serta membina hubungan yang sehat.

Kurikulum Berbasis Cinta memandang EQ sebagai bagian integral dari pendidikan. Di sekolah, anak harus dibekali kemampuan untuk mengolah rasa, mengenali marah, kecewa, gembira, sedih, serta belajar mengekspresikannya dengan cara yang tepat. Dengan begitu, sekolah menjadi tempat aman bagi perkembangan emosional yang sehat dan produktif.

4. William McNeil dan Kurikulum sebagai Pengalaman Sosial

William McNeil (1981), dalam bukunya Curriculum: A Comprehensive Introduction, menegaskan bahwa kurikulum bukan hanya deretan mata pelajaran atau silabus, tetapi mencakup seluruh pengalaman belajar yang dialami peserta didik. Ini termasuk interaksi dengan guru, budaya sekolah, kegiatan kokurikuler, hingga nilai-nilai yang disampaikan secara implisit.

Kurikulum Berbasis Cinta sangat selaras dengan gagasan ini. Ia tidak membatasi diri pada pelajaran di kelas, tetapi meliputi seluruh dinamika sekolah yang dapat menumbuhkan cinta: suasana yang damai, keterbukaan guru, dukungan sebaya, serta kegiatan yang membentuk kepedulian sosial dan lingkungan.

Penerapan Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah

Di lingkungan madrasah, Kurikulum Berbasis Cinta menemukan ekosistem yang mendukung. Beberapa mata pelajaran seperti Al-Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) secara eksplisit memuat nilai-nilai kasih sayang, akhlak mulia, dan cinta kepada Tuhan, sesama, serta alam semesta.

Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di madrasah dapat dilakukan dengan:

  • Menanamkan nilai-nilai cinta dalam pembelajaran intrakurikuler.

  • Membiasakan tindakan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

  • Mendorong guru untuk menjadi teladan dalam empati, kesabaran, dan pengertian.

  • Menyusun strategi pembelajaran yang partisipatif, menyenangkan, dan reflektif.

  • Melibatkan keluarga dan komunitas dalam membangun budaya cinta dan kepedulian.

 

Sumber: Panduan Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah (Kemenag RI)

Tags:
Kebon Cinta kemenag kurikulum berbasis cinta
Bagikan:
WhatsApp Twitter Facebook

Komentar Pengguna

Recent Berita
Cara Mudah Memahami Korespondensi Satu Satu dalam Himpunan dan Fungsi
Cara Mudah Memahami Korespondensi Satu Satu d...
31 Jul 2025
Mengenal Generic Structure Short Message dalam Bahasa Inggris
Mengenal Generic Structure Short Message dala...
31 Jul 2025
Penggunaan Kata Kerja Modal untuk Menyatakan Kewajiban dalam Bahasa Indonesia
Penggunaan Kata Kerja Modal untuk Menyatakan...
31 Jul 2025
Mengenal Kolintang Warisan Musik Tradisional dari Sulawesi Utara
Mengenal Kolintang Warisan Musik Tradisional...
31 Jul 2025
Peran Penting Perdagangan Internasional dalam Perekonomian Dunia
Peran Penting Perdagangan Internasional dalam...
31 Jul 2025
Peran Vital Jaringan Batang dalam Kehidupan Tumbuhan
Peran Vital Jaringan Batang dalam Kehidupan T...
31 Jul 2025
Pemanis Alami vs Sintetis: Mana yang Lebih Aman?
Pemanis Alami vs Sintetis: Mana yang Lebih Am...
31 Jul 2025
Struktur Daun dan Perannya dalam Produksi Energi Tanaman
Struktur Daun dan Perannya dalam Produksi Ene...
31 Jul 2025
Keseimbangan tubuh dengan asupan mineral yang cukup
Keseimbangan tubuh dengan asupan mineral yang...
31 Jul 2025
Fungsi kornea iris retina dan bagian lain mata
Fungsi kornea iris retina dan bagian lain mat...
31 Jul 2025
Fungsi dan susunan tulang dalam sistem rangka manusia
Fungsi dan susunan tulang dalam sistem rangka...
31 Jul 2025
Mengenal aneka penyedap makanan dalam masakan sehari hari
Mengenal aneka penyedap makanan dalam masakan...
31 Jul 2025
Perbedaan konduktivitas listrik pada logam semikonduktor dan isolator
Perbedaan konduktivitas listrik pada logam se...
31 Jul 2025
Peran regulasi dalam menjaga ketertiban masyarakat dan organisasi
Peran regulasi dalam menjaga ketertiban masya...
31 Jul 2025
Apa itu getaran dan bagaimana pengaruhnya terhadap benda di sekitar kita
Apa itu getaran dan bagaimana pengaruhnya ter...
31 Jul 2025
Pengertian dan contoh penggunaan katrol dalam kehidupan sehari hari
Pengertian dan contoh penggunaan katrol dalam...
31 Jul 2025
Fungsi tuas sebagai mesin sederhana dan cara kerjanya
Fungsi tuas sebagai mesin sederhana dan cara...
31 Jul 2025
Mengenal xilem dan floem dalam sistem akar tumbuhan
Mengenal xilem dan floem dalam sistem akar tu...
31 Jul 2025
Melalui Revisi KMA 890, Kemenag Mudahkan Guru Madrasah Memenuhi Target 24 JTM
Melalui Revisi KMA 890, Kemenag Mudahkan Guru...
30 Jul 2025
Pecahkan Masalah Intoleransi di Masyarakat, Menag Ajak Jajarannya Jadikan Kurikulum Cinta sebagai Solusi
Pecahkan Masalah Intoleransi di Masyarakat, M...
30 Jul 2025

KebonCintaNet

Menjadi Pelopor Pesantren Wirausaha yang Mendidik Santri Berakhlak Mulia, Mandiri Secara Ekonomi, dan Siap Berkarya untuk Bangsa

  • Jl. Urip Sumoharjo No.18, Ciwaringin, Kec. Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Kode Pos 45167
  • 087724345243
  • pondokkeboncinta@gmail.com
Kategori Populer
  • Khazanah
  • Sejarah
  • Beasiswa
  • Kesehatan
  • Berita
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Teknologi
  • Prestasi
  • Parenting
  • Budaya
  • Internasional
  • Kebon Cinta
  • Info ASN
  • Bisnis
Kategori Lainnya
  • Khazanah
  • Sejarah
  • Beasiswa
  • Kesehatan
  • Berita
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Teknologi
  • Prestasi
  • Parenting
  • Budaya
  • Internasional
  • Kebon Cinta
  • Info ASN
  • Bisnis

© 2025 All rights reserved. Developed by Pondok Kebon Cinta

Terms Privacy Contact