Menjaga Kembang

Menjaga Kembang

11 Juli 2025 | 17:58

Menjaga Kembang: Sebuah Surat Cinta untuk Putriku

Menjadi ayah seorang putri adalah sebuah anugerah. Ia bagaikan kembang yang lembut, rapuh, namun begitu wangi. Kehadirannya mengisi hidup dengan keceriaan, tawa ringan, dan manja yang tulus. Namun, di balik keindahan itu tersimpan tanggung jawab yang begitu besar. Bukan sekadar tanggung jawab melindungi tubuhnya, melainkan juga menjaga jiwanya agar tetap indah, percaya, dan utuh di tengah dunia yang begitu bising.

 

Duduk bersamanya, dunia seolah melambat. Ada ketenangan yang tak ternilai harganya. Cerita-cerita kecilnya—warna rambut boneka kesayangannya, teman barunya di sekolah, atau kucing peliharaannya yang diberi nama unik—membawa kita pada pelajaran hidup yang berharga. Dari hal-hal kecil itulah kita belajar menjadi lebih sabar, lebih halus, dan lebih berhati-hati dalam bersikap.

 

Menjadi ayah seorang putri mengajarkan kita arti sebuah kelembutan. Kita belajar bagaimana menghormati, menyayangi, dan menjaga. Kita tak bisa menggenggamnya terlalu erat, karena bisa membuatnya layu dan patah. Namun, kita juga tak bisa membiarkannya begitu saja, karena ia membutuhkan bimbingan dan perlindungan.

 

Menjaga kembang ini bukan hanya tugas, tetapi sebuah perjalanan panjang yang penuh cinta dan kasih sayang. Perjalanan untuk membentuknya menjadi pribadi yang kuat, tetapi tetap lembut; percaya diri, tetapi tetap rendah hati; dan berhati mulia, tetapi tetap teguh pendirian.

 

Sebagai ayah, saya berjanji untuk selalu menjadi pelindung dan cermin baginya. Untuk selalu ada di sisinya, menuntunnya melewati badai kehidupan, dan menjaganya agar tetap mekar dengan indah. Karena putriku, kamu adalah hadiah terindah yang pernah Tuhan berikan.

Tags:

Komentar Pengguna