Minum, Tapi Jangan Mengotori: Sebuah Refleksi tentang Etika Kerja dan Kehidupan

Minum, Tapi Jangan Mengotori:  Sebuah Refleksi tentang Etika Kerja dan Kehidupan

16 Juli 2025 | 05:11

 

 

Kita semua haus. Haus akan penghidupan, akan kesempatan, akan tempat bernaung. Tempat kerja, layaknya sumber air jernih, memberi kita kehidupan. Ia menyegarkan, memberi energi, bahkan memungkinkan kita menghidupi keluarga. Namun, betapa sering kita lupa akan tanggung jawab menjaga "sumber" tersebut tetap bersih?

 

Bayangkan sebuah mata air yang menyegarkan. Anda meminumnya, merasakan kesegaran yang menghidupkan. Namun, apa yang akan terjadi jika Anda sendiri yang mengotori mata air itu dengan air kencing atau ludah? Tentu saja, Anda dan siapa pun yang mengandalkan mata air tersebut akan menderita.

 

Begitu pula dengan tempat kerja kita. Kita diberi gaji, dihargai, bahkan diberi kesempatan untuk berkembang. Namun, ketika kecewa melanda, atau perbedaan pendapat muncul, kita seringkali "meludah" dan "mengusik" dengan menyebarkan gosip, keluhan, dan cerita yang tak berujung. Kita mencemari lingkungan kerja kita sendiri, menciptakan suasana yang keruh dan beracun.

 

Ini seperti orang yang sudah puas minum, lalu dengan sengaja mengotori ember air minumnya. Tidak hanya dirinya sendiri yang tak bisa minum lagi, tetapi juga anak-anaknya yang tak punya sumber air bersih. Akibatnya? Kehancuran.

 

Bekerja bukan sekadar soal mengejar produktivitas semata.

Ia juga tentang etika, tanggung jawab, dan bagaimana kita menjaga "sumber" yang memberi kita kehidupan. Memiliki banyak pikiran dan perasaan, itu wajar—tanda bahwa kita masih manusia. Namun, kebodohan sejati adalah ketika kita sama sekali tidak berpikir tentang dampak tindakan kita terhadap lingkungan sekitar.

 

Oleh karena itu, jika Anda tidak bisa menjadi sumber yang jernih, setidaknya janganlah menjadi penyebab kekeruhan.

Jika tak mampu menyaring airnya, janganlah menjadi racunnya. Yang bijak bukanlah hanya mereka yang tahu cara "minum" (mendapatkan manfaat), tetapi juga mereka yang tahu bagaimana menjaga agar "sumber" tetap jernih dan lestari. Karena pada akhirnya, kebersihan dan kejernihan lingkungan kerja akan berdampak positif bagi kita semua. Mari kita jaga "sumber" kehidupan kita bersama.

Tags:

Komentar Pengguna