keboncinta.com-Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus mengintensifkan upaya pemerataan pendidikan berkualitas di kawasan timur Indonesia.
Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah pembangunan Sekolah Garuda di wilayah Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bagian dari program strategis nasional di bidang pendidikan.
Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam membuka akses yang lebih luas bagi siswa berprestasi dari daerah tertinggal untuk mendapatkan pendidikan unggul yang berdaya saing global dan tetap berakar pada kearifan lokal.
Pada Rabu (2/7), Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, bertemu dengan Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, di kantor Kemdiktisaintek untuk membahas lokasi pembangunan Sekolah Garuda di Tanah Papua.
Dalam pertemuan tersebut, Wamen Stella menekankan pentingnya komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah agar pembangunan tidak hanya sah secara hukum, tapi juga diterima secara sosial dan budaya.
“Memang perlu komitmen dari kedua pihak, karena prosesnya panjang. Kita, bersama pemerintah daerah harus memastikan bahwa secara lingkungan, sosial, dan budaya, pembangunan ini sesuai hukum dan diterima dengan baik oleh masyarakat setempat,” jelasnya.
Gubernur Dominggus pun menyatakan dukungannya, termasuk dalam hal penyiapan lahan dan keterlibatan masyarakat Papua Barat dalam pelaksanaan program.
Sehari sebelumnya, Selasa (1/7), penyerahan sertifikat lahan untuk Sekolah Garuda juga dilakukan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Dalam kegiatan itu, Wamen Stella menjelaskan bahwa pembangunan Sekolah Garuda di NTT merupakan tindak lanjut dari visi Presiden RI untuk memberi peluang pendidikan kepada siswa berprestasi dari wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
“Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, adalah salah satu lokasi yang kami kunjungi untuk mewujudkan visi ini,” ujar Stella.
Ia menambahkan, Sekolah Garuda akan menjadi lembaga pendidikan berbasis tiga pilar: pemerataan akses pendidikan dan pembangunan SDM, inkubasi calon pemimpin bangsa, serta pengabdian kepada masyarakat. Di setiap lokasi, sekolah ini akan bekerja sama erat dengan perguruan tinggi lokal dan masyarakat setempat.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan kesiapan pemerintah daerah mendukung pelaksanaan pembangunan.
“Jika ada yang bisa dibantu oleh pemerintah daerah, kami akan kerjakan. Libatkan masyarakat lokal agar masyarakat bisa terus merasa memiliki tempat ini,” katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, menyatakan DPR akan menjalankan fungsi kontrol untuk memastikan proyek Sekolah Garuda berjalan optimal dan sesuai tujuan strategis.
“Kami dari DPR akan melakukan fungsi kontrol, dan saya akan terus mengawasi agar pembangunan ini berjalan dengan baik,” tegasnya.
Pembangunan Sekolah Garuda di Papua Barat dan NTT menjadi simbol kehadiran negara dalam menjawab ketimpangan akses pendidikan. Dengan dukungan seluruh pihak; pemerintah pusat, daerah, legislatif, dan masyarakat, program ini diharapkan mencetak generasi unggul dari timur Indonesia yang mampu bersaing secara global tanpa kehilangan jati diri lokal.
“Harapannya, Sekolah Garuda kelak tidak hanya membuat Indonesia mengetahui Timor Tengah Selatan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkas Wamen Stella.***