Teknologi
M. Fadhli Dzil Ikram

Prabowo Subianto Optimisis Soal Energi Baru Terbarukan (EBT) 2035 Mencapai 100%

Prabowo Subianto Optimisis Soal Energi Baru Terbarukan (EBT) 2035 Mencapai 100%

14 Juli 2025 | 22:01

keboncinta.com --- Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Presiden Prabowo Subianto optimistis terhadap prospek pencapaian bauran energi terbarukan 100% pada tahun 2035. Target ini lebih cepat dibandingkan target tahun 2040.

Presiden Brasil diberitahu mengenai niat pemerintah untuk meningkatkan kapasitas sekitar 100 gigawatt pada tahun 2040 dalam sebuah pertemuan. Bahlil menyatakan, "Namun, kapasitasnya sudah sekitar 70 gigawatt antara tahun 2025 dan 2034," dalam sebuah pertemuan di Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta pada hari Senin (14 Juli 2025).

Pemasangan pembangkit listrik tenaga surya di desa-desa yang saat ini belum teraliri listrik merupakan salah satu pendekatan yang disarankan Bahlil untuk mencapai tujuan ini. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk menjamin akses listrik bagi seluruh warga negara.

"Kami akan memastikan arahan Presiden dilaksanakan, dan listrik segera terpasang di desa-desa ini dan terhubung ke rumah-rumah, sehingga dapat dimasukkan ke dalam program Asta Cita," ujarnya.

Prabowo sebelumnya mengatakan bahwa bauran energi terbarukan Indonesia akan mencapai 100% pada tahun 2035.

Prabowo menyatakan dalam konferensi pers bersama Presiden Brasil Lula da Silva di Brasilia pada hari Rabu (9 Juli 2025) bahwa "kami bermaksud mencapai 100% energi terbarukan dalam sepuluh tahun ke depan," sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg.

"Targetnya memang tahun 2040; namun, rekan-rekan saya berpendapat bahwa kita dapat mencapainya jauh lebih cepat," pungkasnya.

Tampaknya target ini masih jauh di bawah harapan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan bahwa mencapai target 23% bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada tahun 2025 akan sulit. Saat ini, bauran energi terbarukan Indonesia baru mencapai 14,68%.

"Proporsi energi terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional saat ini baru 14,68%, lebih rendah dari target 23%." Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDP) dengan Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada Selasa (18 Februari 2025), ia menyatakan, "Masih terdapat kekurangan untuk mencapai target tersebut."

Eniya mengatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru-baru ini mengesahkan perubahan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang menurunkan target energi terbarukan menjadi 20% pada tahun 2025.

"Oleh karena itu, target energi terbarukan dalam RPP KEN adalah 20% pada tahun 2025, dan diharapkan target 23% ini akan tercapai pada tahun 2030," ujarnya.

Sementara itu, RUPTL (Rencana Usaha Ketenagalistrikan Daerah) 2025-2034 menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt (GW), dengan lebih dari 76% kapasitas tersebut, atau 52,9 GW, berasal dari energi terbarukan dan penyimpanan energi.

Indonesia menargetkan pengembangan energi surya sebesar 17,1 GW, energi hidro sebesar 11,7 GW, energi angin sebesar 7,2 GW, energi panas bumi sebesar 5,2 GW, bioenergi sebesar 0,9 GW, energi nuklir sebesar 0,5 GW, dan alokasi khusus penyimpanan energi sebesar 10,3 GW.

Tags:
teknologi

Komentar Pengguna