keboncinta.com-Prinsip pembelajaran menjadi landasan penting dalam menciptakan proses belajar yang efektif, relevan, dan berdampak. Dalam pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM), prinsip-prinsip ini tidak hanya menuntun bagaimana guru mengajar, tetapi juga bagaimana peserta didik mengalami, memaknai, dan merefleksikan pembelajaran.
PM bertumpu pada tiga prinsip utama yang saling melengkapi, yaitu:
Berkesadaran
Bermakna
Menggembirakan
Ketiga prinsip ini dilaksanakan melalui pendekatan yang mengintegrasikan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga, sebagaimana diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.
Pembelajaran berkesadaran menekankan pentingnya kesadaran peserta didik dalam proses belajar. Mereka diharapkan dapat:
Memahami tujuan pembelajaran
Termotivasi secara intrinsik
Mampu mengembangkan strategi belajar sendiri
Mengambil inisiatif sebagai pembelajar sepanjang hayat
Dengan kesadaran belajar, peserta didik tidak sekadar menerima informasi, tetapi aktif mengelola pengetahuan dan pengalaman mereka untuk terus tumbuh.
Pembelajaran bermakna terjadi ketika peserta didik dapat menghubungkan pengetahuan dengan konteks kehidupan mereka, baik lokal, nasional, maupun global. Ciri-cirinya:
Pengetahuan diterapkan secara kontekstual
Konten pembelajaran terkait isu nyata
Melibatkan orang tua, masyarakat, dan komunitas sebagai sumber belajar
Membangun kesadaran diri, peran sosial, dan tanggung jawab
Pembelajaran yang bermakna membantu peserta didik memahami siapa mereka, posisi mereka di masyarakat, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya.
Prinsip menggembirakan menekankan pada pengalaman belajar yang positif, menyenangkan, dan menantang. Manfaatnya antara lain:
Meningkatkan motivasi intrinsik
Memfasilitasi pemahaman dan retensi yang lebih baik
Menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterlibatan aktif
Memberikan rasa aman dan pemenuhan kebutuhan dasar: fisiologis, rasa aman, kasih sayang, penghargaan, dan aktualisasi diri.
Belajar dengan gembira berarti belajar dengan emosi yang sehat, suasana inilah yang memperkuat koneksi antara peserta didik dengan materi pembelajaran.
Pendekatan Pembelajaran Mendalam dalam kerangka Profil Murid (PM) dijalankan melalui prinsip empat olah yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga.
Pendekatan ini menjadikan proses pembelajaran bersifat holistik dan bertujuan membentuk manusia yang utuh, tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional, spiritual, sosial, dan fisik.
Olah pikir menjadi landasan pengembangan akal budi dan potensi kognitif peserta didik. Melalui olah pikir, peserta didik dilatih untuk berpikir kritis, analitis, dan reflektif dalam menghadapi persoalan kehidupan maupun tantangan akademik. Aspek ini menumbuhkan nalar ilmiah serta kemampuan memecahkan masalah lintas disiplin, sehingga peserta didik tidak hanya menghafal informasi, tetapi juga mampu mengolah, mengevaluasi, dan menerapkannya secara bijak.
Sementara itu, olah hati berperan penting dalam membentuk dimensi moral dan spiritual dalam diri peserta didik. Dengan olah hati, peserta didik diarahkan untuk memiliki kesadaran nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab moral.
Empati, kepedulian terhadap sesama, serta integritas pribadi menjadi aspek-aspek utama yang dikembangkan dalam proses ini. Pendidikan tidak hanya berhenti pada pengetahuan, tetapi juga menyentuh hati dan menanamkan makna hidup yang lebih dalam.
Olah rasa memperhalus kepekaan estetika dan sosial peserta didik. Dalam dimensi ini, siswa belajar menghargai seni, budaya, dan keindahan alam, sekaligus memahami dan menghayati perasaan orang lain.
Olah rasa membentuk karakter yang lembut dan harmonis, serta mendorong lahirnya sikap toleran dan kemampuan menjalin hubungan sosial yang sehat. Di sinilah pendidikan menyentuh ranah afektif secara lebih mendalam dan membentuk rasa kemanusiaan yang tinggi.
Terakhir, olah raga berfokus pada pertumbuhan fisik dan pembentukan karakter melalui aktivitas jasmani. Kesehatan tubuh menjadi bagian integral dari pendidikan, karena tubuh yang sehat merupakan prasyarat untuk berpikir jernih dan berperilaku baik. Melalui olah raga, peserta didik juga dilatih untuk memiliki disiplin, ketangguhan, dan semangat kerja sama.
Dengan demikian, olah raga tidak hanya membina kekuatan fisik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai etis dan keseimbangan antara tubuh dan jiwa.***
Sumber: Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua (Kemendikdasmen)