Kita sering mendengar pepatah "Jangan menunda pekerjaan sampai besok." Namun, di balik nasihat sederhana ini tersimpan hikmah yang dalam, bahkan berimplikasi pada skala moralitas yang lebih luas. Analogi pembunuhan dalam Surat Al-Maidah ayat 32, yang ditafsirkan sebagai membuka pintu bagi tindakan serupa, dapat diterapkan pula pada kebiasaan menunda.
Tafsir Ath-Thabari menjelaskan ayat tersebut dengan kalimat "ุฅููููู ูุง ุฐููููู ุฃูู ููุณูุชูุญููู ููุชููู ุงููููุงุณู ุฌูู ููุนูุง" )Hal itu karena seolah-olah dia sudah menghalalkan pembunuhan seluruh manusia). Ini bukan hanya tentang satu nyawa yang hilang, tetapi tentang efek domino yang ditimbulkan. Satu tindakan buruk membuka jalan bagi tindakan serupa, menciptakan budaya permisif yang merugikan banyak pihak. Begitu pula dengan penundaan.
Bayangkan, menunda tugas kecil hari ini mungkin terasa sepele. Namun, otak kita, yang cenderung mencari kenyamanan, akan mencatat hal ini sebagai "tidak apa-apa". Besok, kita akan lebih mudah menunda tugas lain, dan seterusnya. Ini adalah proses habit formation, pembentukan kebiasaan melalui pengulangan. Sekali menunda, kita membuka pintu bagi penundaan berikutnya, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.
Konsep social learning theory juga relevan di sini. Manusia belajar dari lingkungannya. Jika kita melihat perilaku buruk tanpa konsekuensi, kita cenderung meniru. Begitu pula dengan penundaan. Jika kita terus-menerus menunda tanpa merasa bersalah, kita akan semakin kebal terhadap rasa tanggung jawab dan produktivitas.
Oleh karena itu, jangan remehkan satu kali penundaan. la bukanlah tindakan terisolasi, tetapi benih dari kebiasaan buruk yang dapat berdampak besar pada kehidupan kita. Seperti yang diungkapkan dalam tulisan, "Siapa yang menunda satu hari, sama seperti menunda semua hari!"
Mulailah sekarang, bukan karena waktunya tepat, tetapi karena menunda adalah memberikan contoh buruk kepada diri sendiri. Kita adalah guru bagi diri kita sendiri, dan setiap tindakan kita, termasuk penundaan, akan membentuk kepribadian dan masa depan kita. Ubahlah kebiasaan menunda, sebelum kebiasaan itu mengubah Anda. Berhentilah menunda, dan mulailah bertindak. Dari hati, untuk hari ini, dan untuk masa depan yang lebih baik.