Keboncinta.com-- Sebagai bentuk dukungan untuk meningkatnya kualitas pelajar dan pendidikan di Indonesia, banyak pondok pesantren yang ikut terlibat aktif dalam menyukseskan program prioritas Presiden Prabowo, Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal tersebut terlihat dengan berdirinya sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di sejumlah pesantren.
Direktur Pesantren Basnang Said mengatakan, ada 40 SPPG yang kini dikelola pesantren. "Alhamdulillah, sampai saat ini sudah ada 40 titik pesantren yang memiliki Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ini selaras dengan semangat Hari Santri yang tidak hanya merawat tradisi keilmuan, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan santri,” ungkapnya dalam Press Conference Road to Hari Santri 2025, Jum’at (19/9/2025), di Aroem Ballroom, Jakarta.
“Jadi nanti bagi pondok pesantren yang berbayar, alokasi uang makan siangnya bisa dialihkan ke penambahan program ekstrakurikuler,” tambahnya.
Basnang Said menuturkan bahwa Hari Santri adalah momentum bagi semua pihak yang berkhidmat pada negara. “Hari Santri ini bukan hanya milik santri, tetapi juga milik seluruh rakyat Indonesia yang berkomitmen menjaga NKRI. Karena itu, kita akan melibatkan semua ormas Islam, mulai dari PBNU, PP Muhammadiyah, hingga masyarakat luas,” jelas Basnang.
Press Conference Road to Hari Santri 2025 dihadiri juga oleh Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno, Staf Khusus Menag bidang Kebijakan Publik, Media, dan Pengembangan SDM Ismali Cawidu, serta Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Thobib Al Asyhar.
Salah satu pondok pesantren yang terlibat dalam SPPG ini adalah Pesantren Wirausaha Kebon Cinta yang terletak di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat.
Melalui program MBG, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kebon Cinta Siap menyalurkan 3.475 porsi makanan sehat untuk siswa dari berbagai jenjang pendidikan di wilayah Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
Program ini dipimpin oleh Kepala SPPG Kebon Cinta, Muhammad Komando Yudha, dengan dukungan tenaga profesional seperti Ameida Siti Saadah (Ahli Akuntansi) dan Shaima Aulia (Ahli Gizi). Kehadiran tim ini memastikan bahwa makanan yang dibagikan bernutrisi dan juga terkelola dengan baik dan tepat sasaran.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno mengungkapkan bahwa penetapan Hari Santri sebagai bentuk pengakuan negara atas peran historis mereka dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, Hari Santri tidak boleh hanya dipandang sebagai peringatan seremonial semata.
“Hari Santri adalah momentum strategis untuk menguatkan peran santri dalam pembangunan bangsa, meneguhkan moderasi beragama, cinta tanah air, serta semangat persatuan,” ungkapnya.
Perlu diketahui pada tahun ini, peringatan Hari Santri mengangkat tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.” Filosofi tema ini menegaskan peran santri sebagai penjaga moral dan peradaban bangsa, yang bersikap khidmat, rendah hati, sekaligus memiliki wawasan dan pengetahuan luas.***