Pendidikan
M. Panji Maulana

Sekolah Rakyat Direncanakan Berjalan 14 Juli 2025, Menggunakan AI untuk Petakan Potensi Akademik Siswanya

Sekolah Rakyat Direncanakan Berjalan 14 Juli 2025, Menggunakan AI untuk Petakan Potensi Akademik Siswanya

02 Juli 2025 | 23:17

keboncinta.com-Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah untuk mendukung akses pendidikan bagi keluarga miskin dan miskin ekstrem akan mulai berjalan serentak pada 14 Juli 2025. Selain berasrama dan bebas biaya, sekolah ini juga akan dilengkapi dengan sistem pemetaan potensi siswa berbasis kecerdasan buatan (AI) agar proses pembelajaran lebih tepat sasaran.

Hal tersebut disampaikan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. M. Nuh, dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (1/7).

“Hari ini Pak Nuh mengajak sahabatnya Pak Ary Ginanjar bertemu dengan kita untuk juga mendiskusikan tentang beberapa hal,” ujar Gus Ipul.

Pemetaan Talenta dengan AI: Pendidikan Disesuaikan dengan Potensi

Prof. M. Nuh menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat akan menggunakan sistem talent mapping berbasis AI untuk menggali karakteristik dan keunggulan masing-masing anak. Menurutnya, sistem ini dirancang agar guru dapat memahami bagaimana setiap siswa belajar, berinteraksi, dan berkembang secara lebih spesifik.

Selain itu, talenta mapping berbasis artificial intelligence ini efisien dari sisi waktu, biaya, dan energi, tapi berdampak luar biasa.

Sistem ini dikembangkan oleh Ary Ginanjar, pendiri ESQ Corp, dan akan digunakan secara eksklusif di Sekolah Rakyat. Ia menyebut sistem ini mampu meningkatkan potensi anak secara signifikan.

“Ini sistem pertama kali yang Pak Ary ulurkan, dimana-mana belum ada. Silakan pakai di Sekolah Rakyat,” kata Prof. Nuh.

Melalui sistem ini, siswa akan dipetakan berdasarkan gaya belajar, minat karier, kecerdasan sosial, kebutuhan emosional, hingga kegiatan ekstrakurikuler yang cocok. Dengan demikian, pendekatan pengajaran akan jauh lebih personal dan efektif.

Tanpa Tes Akademik, Fokus pada Data Sosial dan Kesehatan

Gus Ipul menegaskan bahwa siswa Sekolah Rakyat tidak perlu mengikuti tes akademik. Rekrutmen dilakukan berdasarkan data sosial dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), dan proses verifikasi langsung oleh tim Dinas Sosial, pendamping PKH, dan BPS.

“Siswa yang direkrut tidak akan ditolak dan tidak perlu melewati tes akademik. Mereka hanya dipastikan lolos administrasi dan akan dicek kesehatannya,” jelasnya.

Jika ditemukan kondisi kesehatan tertentu, pemerintah akan memberikan penanganan melalui kerja sama dengan Kementerian Kesehatan.

Tahap Awal: 100 Titik, 9.755 Siswa

Sekolah Rakyat tahap pertama akan dibuka di 100 titik rintisan di seluruh Indonesia, dengan daya tampung 9.755 siswa, didukung oleh 1.554 guru dan 3.390 tenaga kependidikan. Sekolah ini akan mengadopsi sistem berasrama dan menyelenggarakan pembelajaran formal di siang hari serta pendidikan karakter pada malam hari.

Kurikulum yang digunakan telah disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dan saat ini sedang difinalisasi, termasuk dengan penambahan instrumen pembelajaran seperti modul dan sistem pemetaan berbasis AI.

“Kita berharap justru dari Sekolah Rakyat, lahir Indonesia yang memiliki generasi emas 2045,” ujar Ary Ginanjar.

Dengan pemanfaatan teknologi dan pendekatan personal dalam pendidikan, Sekolah Rakyat diharapkan mampu membentuk generasi muda yang tangguh, terampil, dan mampu bersaing secara global tanpa kehilangan akar budaya dan karakter lokalnya.

 

Sumber: kemensos.go.id

 

Tags:
pendidikan sekolah rakyat kemensos

Komentar Pengguna