Sejarah
Wahyu

Senyum Rasulullah: Obat Mujarab untuk Kesalahan di Bulan Puasa.

Senyum Rasulullah:  Obat Mujarab untuk Kesalahan di Bulan Puasa.

05 Juli 2025 | 14:47

 

 

Pada suatu siang yang panas di kota Madinah, Rasulullah sedang duduk bersandar di batang pohon kurma di masjid. Udara terasa terik, tapi suasana hati Rasulullah tenang, karena beliau selalu sabar dalam menghadapi siapa pun yang datang padanya.

Tiba-tiba, dari kejauhan, tampak seorang pemuda berlari terburu buru.

 

Pemuda itu (terengah-engah):

 

"Ya Rasulullah! Celaka aku! Celaka aku!"

 

Rasulullah segera menegakkan tubuhnya dan menatap pemuda itu dengan penuh perhatian.

 

Rasulullah (lembut):

 

"Ada apa denganmu, wahai pemuda?"

 

Pemuda (masih ngos-ngosan):

 

"Aku... aku telah berhubungan dengan istriku di siang hari bulan Ramadan!"

 

Para sahabat di sekitarnya saling pandang. Suasana jadi hening.

 

Beberapa dari mereka menahan tawa karena paniknya pemuda itu, tapi tak ada yang berani tertawa di hadapan Rasulullah.

 

Rasulullah (dengan wajah datar tapi bijaksana):

 

"Apakah kau sanggup memerdekakan seorang budak sebagai tebusan?"

 

Pemuda (matanya membelalak):

 

"Ya Rasulullah, aku tidak punya budak!"

 

Rasulullah:

 

"Kalau begitu, sanggupkah kau berpuasa dua bulan berturut-turut?"

 

Pemuda (melotot, panik):

"Dua bulan? Ya Rasulullah, puasa sebulan aja aku gagal..."

 

Beberapa sahabat mulai menunduk, ada yang pura-pura batuk menahan tawa. Rasulullah tetap tenang, lalu melanjutkan pertanyaannya:

 

Rasulullah:

 

"Kalau begitu, sanggupkah kau memberi makan enam puluh orang miskin?"

 

Pemuda (tercengang):

 

"Demi Allah, ya Rasulullah, kami di rumah bahkan sering tidak makan!"

 

Rasulullah tersenyum. Beliau melihat betapa jujurnya pemuda itu, dan betapa miskinnya keadaannya. Tak lama kemudian, ada seseorang yang datang membawa satu keranjang besar berisi kurma.

 

Rasulullah menunjuk ke arah keranjang itu.

 

Rasulullah (sambil tersenyum):

 

"Ambillah ini... dan sedekahkan kepada enam puluh orang miskin."

 

Pemuda (diam sejenak, lalu berkata pelan):

 

"Ya Rasulullah... tidak ada orang yang lebih miskin daripada kami di Madinah ini..."

 

Seketika itu suasana jadi pecah! Para sahabat tertawa pelan, dan Rasulullah sampai menunduk sambil tertawa begitu mendengar jawaban si pemuda. Bayangkan saja! Disuruh

sedekah, malah balik bilang: "Ya Rasul, aku aja yang miskin, boleh nggak buat keluargaku?"

 

Rasulullah pun tidak marah. Beliau tersenyum lebar, menahan gelak tawa, lalu berkata:

 

Rasulullah:

 

"Kalau begitu, berikanlah kurma itu kepada keluargamu."

 

Pemuda itu mengangguk-angguk senang, lalu pamit pulang dengan keranjang kurma dipikulnya. Sahabat yang melihat kejadian itu tersenyum sambil menggelengkan kepala. Betapa lembut dan pengertian Rasulullah terhadap umatnya 

 

Diriwayatkan:

oleh Imam Bukhari dan Muslim, salah satunya dalam Shahih Muslim no. 1111.

Tags:
Sejarah

Komentar Pengguna