Teman yang Baik Tidak Selalu Menyenangkan

Teman yang Baik Tidak Selalu Menyenangkan

03 Juli 2025 | 00:07

Teman yang Baik Tidak Selalu Menyenangkan

 

Siapa teman baik itu? Pertanyaan ini, meski sederhana, bisa mengguncang kenyamanan kita. Karena kita sering keliru mengira teman baik adalah mereka yang selalu mengangguk, selalu setuju, selalu hadir dengan senyum manis dan pujian yang ramah. Yang membuat kita merasa benar, bahkan saat kita sedang melenceng.

 

Padahal, bisa jadi teman yang sesungguhnya justru adalah mereka yang tidak segan berkata, “Kamu salah.” Bahkan dengan nada keras, dengan wajah marah, dengan risiko disalahpahami. Teman yang bersedia kehilangan kenyamanan demi menyelamatkanmu dari kesalahan.

 

Ada teman yang memilih diam agar tidak menyinggung. Tapi ada pula yang memilih bersuara, meski harus bersitegang, demi menjaga langkah kita tetap waras. Teman sejati tidak takut mengecewakanmu sesaat, demi menjagamu dari penyesalan yang lebih dalam.

 

Karena persahabatan sejati tidak dibangun dari kesepakatan terus-menerus, melainkan dari keberanian untuk berbeda demi kebaikan. Teman baik bukan yang membiarkan kita jatuh asal tidak tersinggung, tapi yang rela dibenci asal kita tidak terjerumus.

 

Kadang, yang paling peduli justru yang paling sering membuat kita kesal. Bukan karena mereka tidak menyayangi, tapi karena mereka terlalu menyayangi untuk membiarkan kita melukai diri sendiri.

 

Teman sejati, pada akhirnya, bukan yang membuat kita selalu merasa benar. Tapi yang hadir justru saat kita mulai salah—dan tak hanya menunjukkan arah pulang, tapi juga bersedia berjalan bersama ke sana. Meskipun jalannya terjal. Meskipun kita sempat membencinya di tengah jalan.

 

Dan di situlah cinta yang paling jujur dalam sebuah pertemanan: tidak memanjakan, tapi menjaga. Tidak selalu menyenangkan, tapi menyelamatkan.

Tags:

Komentar Pengguna