keboncinta.com --TikTok telah mengumumkan bahwa akan memberhentikan ratusan pekerjanya di bagian moderasi dan keamanan konten di Inggris. Pengumuman ini dibuat setelah perusahaan meningkatkan upayanya untuk menggunakan AI untuk proses moderasi konten.
Pada Jumat kemarin, staf departemen Trust and Safety TikTok di London menerima email yang menyatakan bahwa moderasi akan ditempatkan di tempat lain di Eropa.
Menurut aplikasi ByteDance, kebijakan ini merupakan bagian dari reorganisasi global TikTok untuk upaya moderasi kontennya, dan akan berdampak pada PHK ratusan pekerja di tim Trust and Safety di Inggris, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Juru bicara TikTok mengatakan, "Kami melanjutkan reorganisasi yang kami mulai tahun lalu untuk memperkuat model operasi global kami untuk Trust and Safety, yang mencakup pemusatan operasi kami di lebih sedikit lokasi di seluruh dunia," seperti dikutip dari BBC, Senin (25/8/2025).
Juru bicara Communication Workers Union (CWU) menyatakan bahwa keserakahan perusahaan lebih penting daripada keselamatan pekerja dan masyarakat sebagai akibat dari keputusan PHK ini.
John Chadfield, Officer Nasional untuk Teknologi CWU, menyatakan, "Karyawan TikTok sudah lama menyuarakan kekhawatiran mereka tentang dampak nyata memangkas tim moderasi manusia demi alternatif AI yang dikembangkan secara tergesa-gesa dan belum matang."
Selain itu, hanya seminggu sebelum karyawannya di London dijadwalkan untuk melakukan voting terkait serikat pekerja, pemangkasan karyawan ini diumumkan.
CWU memperkirakan bahwa ada sekitar 300 karyawan di divisi Kepercayaan dan Keamanan TikTok, dan sebagian besar akan terkena PHK. Karyawan yang terkena PHK dapat mendaftar untuk posisi internal lainnya jika mereka memenuhi persyaratan minimum.
TikTok mengklaim bahwa penggunaan AI untuk moderasi konten akan memaksimalkan efisiensi dan kecepatan berkat kemajuan teknologi. Mereka mengklaim bahwa AI akan membantu mengurangi jumlah moderator manusia yang terpapar konten yang mengerikan.
Untuk memoderasi konten, platform video pendek ini menggunakan sistem otomatis dan moderator manusia. Sistem otomatis, termasuk AI, menghapus sekitar 85% postingan TikTok yang melanggar aturan.