"Halimah As-Sa'diyah: Ibu Susuan Sang Nabi, Wanita yang Dirangkul Nur Allah "
Angin padang pasir berhembus pelan, mengusir debu-debu kemiskinan dari desa Bani Sa'ad. Di sana, tinggal seorang wanita sederhana bernama Halimah As-Sa'diyah. Hidupnya serba kekurangan. Keledainya lemah, kambingnya kurus, air susu di dadanya hampir tak ada. Namun siapa sangka... wanita inilah yang dipilih Allah untuk menyusui manusia paling mulia di muka bumi.
Tahun itu, penduduk Makkah sedang mencari wanita dari suku Bani Sa'ad untuk menyusui bayi-bayi mereka. Satu per satu wanita datang ke rumah Aminah, ibu Nabi Muhammad SAW, lalu pergi tanpa menoleh. Mereka menolak menyusui bayi yatim-karena sang ayah, Abdullah, telah wafat sebelum Muhammad lahir. Tak ada yang melihat cahaya masa depan dalam bayi kecil yang tak punya harta.
Namun Halimah... dengan hati yang lapang dan penuh tawakal, menggendong bayi Muhammad ke pelukannya.
"Saat aku mendekapnya untuk pertama kali," kata Halimah dalam riwayatnya, "dadaku yang sebelumnya kering, mengalirkan susu yang cukup untuknya dan anakku sendiri. Hewan tungganganku yang lemah pun berjalan lebih cepat dari unta lainnya. Keberkahan turun dari segala penjuru."
Dalam Shahih Muslim, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
> "Sesungguhnya aku adalah anak dari dua orang yang disusui: aku disusui oleh Halimah dari Bani Sa'ad dan juga oleh seorang wanita dari Bani Aslam."
(HR. Muslim no. 2315)
Halimah tidak hanya menyusui Nabi SAW, tapi membesarkannya dengan cinta yang tulus, seperti anak kandungnya sendiri.
la menyaksikan keajaiban demi keajaiban. Setiap langkah Muhammad kecil seakan membawa rahmat. Hewan ternaknya gemuk, tanahnya subur, dan kehidupan mereka berubah dalam sekejap.
Tapi berkah yang paling besar bukanlah rezeki...
Melainkan kedekatannya dengan cahaya kenabian.
la menyentuh pipi lembut sang Nabi, ia mendengar tangisnya, melihat tawanya, dan merasakan cinta yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Saat Nabi SAW harus kembali ke pelukan ibunya, Halimah menangis. la tahu... anak ini bukan anak biasa. la adalah amanah langit, yang takkan lama berada di dunia kecilnya. Tapi cinta Halimah tetap abadi, bahkan setelah Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul.
Dalam satu kisah, ketika Halimah datang menemui Nabi di Madinah, beliau berdiri, menyambutnya dengan penuh cinta.