Berita
M. Fadhli Dzil Ikram

Wisata Sejarah: Cara Berbeda Generasi Muda Menyerap Semangat Kemerdekaan

Wisata Sejarah: Cara Berbeda Generasi Muda Menyerap Semangat Kemerdekaan

15 Agustus 2025 | 09:05

keboncinta.com --- Di tengah arus digital yang cepat, generasi muda sering dianggap tidak mengenal sejarah. Padahal, mengenal sejarah adalah cara memahami jati diri bangsa dan dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti mengunjungi museum.

Ini adalah saat yang tepat untuk memberi tahu Generasi Z tentang sejarah Indonesia di HUT RI ke-80 ini.  mengetahui tentang perjuangan rakyat Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan dari penjajah Belanda dan Jepang.

Wisata sejarah bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mempelajarinya daripada hanya duduk dan mendengarkan kisahnya.  Penelitian berjudul Memahami Sejarah Lewat Pariwisata: Manfaat Kunjungan Wisatawan Milenial ke Situs Trowulan di Kabupaten Mojokerto, yang diterbitkan pada tahun 2024, menunjukkan bahwa metode ini bukan hanya menyenangkan, tetapi juga dapat meningkatkan minat belajar.

Studi menunjukkan bahwa kunjungan ke lokasi bersejarah dapat memberikan manfaat ganda: pengalaman menyenangkan dan pengetahuan.  Tidak hanya generasi muda mengunjungi museum atau reruntuhan, mereka juga mengalami secara langsung peristiwa yang membentuk peradaban.

Dibandingkan dengan membaca buku teks, model pembelajaran ini jauh lebih relevan bagi generasi yang lebih terbiasa dengan pengalaman visual dan langsung. Berbagai sumber lain juga menyatakan bahwa pembelajaran berbasis pengalaman perjalanan dapat membantu pengunjung memperoleh berbagai sudut pandang dan memperoleh perspektif yang lebih terbuka dan inklusif tentang dunia luar.

Bepergian dari zona nyaman dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dapat meningkatkan empati pada wisatawan dan orang lain.  Pada akhirnya, pariwisata memiliki kekuatan untuk memberi inspirasi dan pendidikan, serta untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi budaya.

Mengunjungi museum atau situs bersejarah bukan sekadar melihat-lihat koleksi dan berkeliling lokasi. Seringkali, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk menikmati atraksi tradisional, mencicipi makanan lokal, dan berbicara dengan penduduk lokal yang mempertahankan tradisi atau menjadi saksi sejarah.  Studi Situs Trowulan menunjukkan bahwa hubungan langsung seperti ini meningkatkan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Sebelum peringatan Hari Ulang Tahun RI ke-80, ada banyak tempat wisata baru untuk dilihat.  Wisatawan dapat mengunjungi setidaknya tiga lokasi yang berkaitan dengan Proklamasi Kemerdekaan RI di Jakarta dan wilayah sekitarnya.

Rumah tua Djiauw Kie Siong terletak di Kampung Bojong, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.  Ini adalah tempat kaum muda menculik Sukarno Hatta.  Rumah Laksamana Tadashi Maeda, perwira tinggi Angkatan Laut Jepang di Indonesia, terletak di Jalan Meiji Dori (kini Jalan Imam Bonjol No 1) di Jakarta Pusat.  Sekarang rumah itu berfungsi sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Selanjutnya, tempat ketiga adalah rumah Sukarno di Jalan Pegangsaan, yang sekarang dikenal sebagai Taman Proklamasi. Di taman ini berdiri dua patung perunggu megah yang menggambarkan Sukarno dan Hatta saat membacakan teks proklamasi, sebagai representasi perjuangan mereka untuk mendapatkan kemerdekaan bangsa.

Wisata sejarah pada dasarnya berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini.  Ia memberi generasi muda alasan untuk bangga menjadi bagian dari Indonesia dan mengajarkan bahwa mempertahankan kemerdekaan berarti menjaga budaya kita.

Wisata sejarah juga dapat membangun hubungan antar daerah; wisatawan Gen Z dapat bertemu dengan orang dari generasi yang berbeda dan wisatawan dari negara lain saat mengunjungi destinasi wisata dengan tema sejarah, seperti kota-kota tempat pengasingan Soekarno, goa-goa peninggalan Jepang, dan wilayah dengan tinggalan Belanda yang masih indah.

Tags:
Sejarah

Komentar Pengguna