Pohon mangga (Mangifera indica) termasuk tanaman buah tahunan yang relatif mudah dirawat, namun tetap membutuhkan teknik perawatan yang tepat agar pertumbuhan vegetatif dan produksi buahnya optimal. Kesalahan dalam perawatan seperti penyiraman berlebih, pemupukan tidak seimbang, atau pemangkasan yang keliru dapat menyebabkan pohon sulit berbuah, rentan penyakit, bahkan mati muda. Oleh karena itu, pemahaman perawatan berbasis prinsip agronomi menjadi kunci keberhasilan.
1. Pemilihan Lokasi dan Media Tanam
Pohon mangga tumbuh optimal pada daerah beriklim tropis dengan paparan sinar matahari penuh minimal 6–8 jam per hari. Tanah ideal adalah lempung berpasir dengan drainase baik dan pH berkisar 5,5–7,5. Tanah yang tergenang air berisiko menyebabkan busuk akar, sehingga lubang tanam perlu dibuat cukup dalam dan diberi lapisan drainase. Prinsip ini sejalan dengan rekomendasi budidaya mangga dalam literatur hortikultura tropis FAO.
Pada fase awal pertumbuhan, pohon mangga memerlukan penyiraman rutin untuk membantu adaptasi akar. Namun setelah pohon dewasa, penyiraman justru perlu dikontrol. Mangga tidak menyukai tanah terlalu basah; kondisi kering ringan justru merangsang pembungaan. Karena itu, penyiraman berlebih dapat menyebabkan pohon subur daun tetapi minim buah fenomena yang dikenal dalam agronomi sebagai vegetative dominance.
3. Pemupukan Berimbang
Pemupukan harus disesuaikan dengan umur tanaman.
Fase vegetatif: pupuk kaya nitrogen (N) untuk mendukung pertumbuhan daun dan batang.
Fase generatif (menjelang berbunga): kurangi nitrogen dan tingkatkan fosfor (P) serta kalium (K) untuk merangsang pembungaan dan pembentukan buah.
Kementerian Pertanian RI menekankan pentingnya pemupukan organik (kompos atau pupuk kandang matang) untuk menjaga struktur tanah dan mikroorganisme yang bermanfaat.
4. Pemangkasan Berkala
Pemangkasan adalah langkah krusial dalam perawatan pohon mangga. Cabang yang terlalu rapat, mati, atau terserang penyakit perlu dipangkas agar sirkulasi udara dan penetrasi cahaya optimal. Pemangkasan juga membantu mengarahkan energi tanaman ke cabang produktif. Secara ilmiah, pemangkasan yang tepat mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas buah dalam musim panen berikutnya.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pohon mangga rentan terhadap hama seperti lalat buah, penggerek batang, serta penyakit jamur seperti antraknosa. Pendekatan yang dianjurkan adalah Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu kombinasi sanitasi kebun, pemangkasan bagian terinfeksi, penggunaan pestisida nabati, dan pengamatan rutin. Pendekatan ini terbukti lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dibandingkan penggunaan pestisida kimia berlebihan.
6. Perangsangan Pembungaan
Pada pohon yang sudah cukup umur tetapi sulit berbuah, perangsangan pembungaan dapat dilakukan secara alami melalui pengaturan air (stress air ringan) dan pemangkasan selektif.