Berita
M. Fadhli Dzil Ikram

Usai UI, PBNU Ikut Minta Maaf karena Undang Akademisi Pro-Israel

Usai UI, PBNU Ikut Minta Maaf karena Undang Akademisi Pro-Israel

28 Agustus 2025 | 16:20

keboncinta.com --- Setelah Universitas Indonesia (UI) menyampaikan permintaan maaf karena mengundang akademisi pendukung Israel, Peter Berkowitz, kini giliran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang melakukan hal serupa. PBNU meminta maaf lantaran turut mengundang Berkowitz dalam salah satu acaranya.

Sebagai informasi, Peter Berkowitz adalah peneliti senior Tad and Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford. Ia diundang menjadi pembicara dalam orientasi program pascasarjana UI 2025.

Pantauan detikcom pada Minggu (24/8) menunjukkan salah satu akun di platform X menyebut Peter Berkowitz sebagai sosok zionis dan pembela Israel. Selain itu, ia dikenal kerap menulis artikel yang mendukung genosida terhadap Palestina serta pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan di masa pemerintahan Trump.

Dalam tayangan resmi YouTube Universitas Indonesia berjudul “Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025” yang digelar Sabtu (23/8), Berkowitz tampil bersama narasumber lain seperti Direktur Utama PT Pindad Sigit Santoso dan Rektor UI Heri Hermansyah.

Dalam kesempatan tersebut, Berkowitz membahas peran pendidikan dalam demokrasi untuk melindungi hak asasi manusia, serta menjelaskan struktur kurikulum dan peluang yang bisa diberikan mahasiswa untuk negara. Ia juga menyinggung karya filsuf Yunani, Aristoteles, berjudul “Politik”.

Berkowitz sendiri merupakan akademisi di bidang ilmu politik dan hukum. Ia menempuh pendidikan di Swarthmore College, kemudian melanjutkan studi di Hebrew University of Jerusalem, meraih gelar PhD dari Yale University, serta pernah mengajar filsafat politik di Harvard University.


Penjelasan dari UI

UI membenarkan bahwa Peter Berkowitz diundang untuk memberikan orasi ilmiah pada 23 Agustus. Namun, UI menegaskan tetap memegang teguh konstitusi Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina.

“UI tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang terus memperjuangkan agar penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, termasuk terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajahan yang dilakukan Israel,” kata Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, Minggu (24/8).

“UI mendukung penuh Kemerdekaan bagi bangsa Palestina. Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UI kepada Duta Besar Palestina saat kunjungannya ke UI pada 17 Januari 2025 yang lalu,” tambahnya.

Arie mengakui bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran bagi UI untuk ke depannya. “Kami memahami reaksi dan keprihatinan publik yang mungkin muncul akibat orasi yang disampaikan oleh salah seorang akademisi tamu pada kegiatan PSAU tersebut. Kasus ini menjadi sebuah pembelajaran sekaligus bentuk perhatian positif untuk UI agar lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan berbagai aspek saat mengundang akademisi internasional pada masa yang akan datang,” ujarnya.


UI Sampaikan Permintaan Maaf

UI secara resmi mengaku khilaf dan meminta maaf atas kehadiran Peter Berkowitz sebagai pembicara pada orientasi pascasarjana. Arie Afriansyah juga menyampaikan terima kasih atas kritik publik.

“Universitas Indonesia (UI) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif,” ucap Arie.

Ia memastikan bahwa UI akan lebih selektif dalam menentukan narasumber pada kegiatan mendatang. “Adapun tentang latar belakang pembicara dari luar negeri, Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions-University of Stanford), dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hati-hati,” kata Arie.

“Dan untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan,” imbuhnya.


PBNU Juga Undang Peter Berkowitz

Berkowitz ternyata juga menjadi salah satu narasumber dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU), program kaderisasi tertinggi PBNU yang diikuti puluhan peserta pilihan. AKN NU menghadirkan narasumber internasional agar kader NU memahami peta geopolitik global dan mampu mengarahkan perjuangan NU di masa depan.

Program ini dirancang sebagai pelatihan intensif untuk mencetak pemimpin masa depan NU di tingkat nasional, memberikan wawasan strategis tentang aktor global, kawasan penting, dan isu internasional yang relevan bagi Indonesia dan NU.

Namun, kehadiran Berkowitz dalam acara PBNU memicu kritik publik di media sosial.


Ketua Umum PBNU Minta Maaf

Menanggapi kritik tersebut, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan permintaan maaf karena mengundang sosok pro-Israel tersebut. Ia mengakui adanya kekeliruan dalam proses seleksi narasumber.

“Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya. Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber,” ujar Gus Yahya dikutip Antara, Kamis (28/8).

Gus Yahya menegaskan bahwa sikap PBNU terhadap Palestina tidak berubah. “PBNU mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat,” tegasnya.

Ia juga mengecam tindakan kekerasan Israel terhadap warga Gaza. “Saya dan PBNU mengutuk tindakan-tindakan genosida yang brutal yang dilakukan oleh pemerintah Israel di Gaza,” katanya.

Gus Yahya menyerukan seluruh pihak, baik nasional maupun internasional, untuk menghentikan genosida di Gaza dan menciptakan perdamaian yang adil serta berkelanjutan.

Tags:
berita nasional

Komentar Pengguna