Keboncinta.com-- Di balik derasnya bantuan logistik yang mengalir ke wilayah Aceh dan sejumlah daerah di Sumatra, terselip suara lirih dari anak-anak pengungsi yang merindukan bacaan Al-Qur’an.
Kerinduan sederhana namun bermakna ini mendapat respons cepat dari Kementerian Agama.
Melalui Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ), Kementerian Agama memastikan penyaluran ribuan mushaf Al-Qur’an untuk para penyintas banjir.
Langkah ini diambil guna memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat yang telah lama hidup di pengungsian.
Kepala Biro Umum Setjen Kemenag, Aceng Abdul Aziz, menyampaikan bahwa sebanyak 4.000 eksemplar Al-Qur’an akan segera disalurkan ke Aceh.
Baca Juga: Sering Bilang “Nanti Saja”? Ini Gambaran Psikologi di Balik Menunda Tugas
Bantuan ini diharapkan dapat segera sampai ke tangan warga yang selama ini merindukan kesempatan membaca dan menghafal Al-Qur’an setelah terdampak bencana.
Tak hanya Aceh, bantuan serupa juga disiapkan untuk wilayah lain di Sumatra. Masing-masing 2.000 eksemplar Al-Qur’an akan dikirimkan ke Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Seluruh mushaf tersebut telah tersedia di UPQ dan dijadwalkan didistribusikan ke tiga provinsi mulai 22 Desember 2025.
Aceng Abdul Aziz sendiri baru kembali dari Aceh usai mendampingi kunjungan kerja Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dalam kunjungan tersebut, Menag turut memberikan dukungan pemulihan trauma kepada masyarakat terdampak.
Salah satu momen yang membekas adalah saat Menag menyaksikan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan dengan fasih oleh anak-anak Aceh di Masjid Jami Al Mujahidin Cot Ara.
Baca Juga: Status PPPK Paruh Waktu Tak Lagi Mandek? Ini Sinyal Kuat Jalan Menuju Penuh Waktu
Sebelumnya, Menteri Agama menegaskan komitmen pemerintah untuk terus hadir mendampingi masyarakat yang terdampak banjir, khususnya pelajar dan mahasiswa.
Menurutnya, dampak bencana kali ini cukup luas dengan kondisi pengungsi yang beragam, mulai dari kategori ringan hingga berat.
Kementerian Agama telah mengerahkan tim serta membangun koordinasi dengan berbagai daerah di Sumatra, termasuk Padang, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan terutama Aceh yang menjadi wilayah dengan dampak paling signifikan.
Di sektor pendidikan keagamaan, Menag mengungkapkan bahwa sejumlah madrasah mengalami kerusakan serius, bahkan ada yang hilang akibat banjir.
Baca Juga: Terungkap! Alasan Sebenarnya Pengangkatan PPPK Honorer Tak Kunjung Tuntas
Pemulihan sarana pendidikan akan dilakukan secara bertahap. Namun, fokus utama pemerintah saat ini adalah memastikan para siswa dan mahasiswa tetap mendapatkan pendampingan agar masa depan mereka tidak terputus oleh situasi darurat.***